Azərbaycan  AzərbaycanБеларусь  БеларусьDanmark  DanmarkDeutschland  DeutschlandUnited States  United StatesEspaña  EspañaFrance  FranceIndonesia  IndonesiaItalia  ItaliaҚазақстан  ҚазақстанLietuva  LietuvaРоссия  Россияශ්‍රී ලංකාව  ශ්‍රී ලංකාවประเทศไทย  ประเทศไทยTürkiyə  TürkiyəУкраина  Украина
Dukungan
www.aawiki.id-id.nina.az
  • Beranda

Sri Maharaja Samaratungga merupakan Maharaja Medang dari keturunan Kerajaan Kalingga Wangsa Syailendra Jawa Tengah yang

Samaratungga

  • Beranda
  • Samaratungga
Samaratungga
www.aawiki.id-id.nina.azhttps://www.aawiki.id-id.nina.az

Sri Maharaja Samaratungga merupakan Maharaja Medang dari keturunan Kerajaan Kalingga Wangsa Syailendra Jawa Tengah yang memerintah pada tahun 802 - 842. Tidak seperti pendahulunya yang ekspansionis, pada masa pemerintahannya, Samaratungga lebih mengedepankan pengembangan agama dan budaya.

Samaratungga
Srī Mahārāja Samaratungga
( Menurut Prasasti Karangtengah )
Srī Mahārāja Samaragrawira
( Menurut Prasasti Nalanda )
image
Pada masa Raja Samaratungga, Candi Borobudur selesai dibangun.
Maharaja Sriwijaya ke-9
Berkuasa802 - 842
PendahuluDharanindra
PenerusSri Kahulunan
KelahiranMedang Jawa Dwipa
Pasangan
  • Dewi Tara
    (Putri dari Dharmasetu)
Keturunan
  • Pramodhawardhani
  • Balaputradewa
WangsaSailendra
AyahDharanindra
AgamaBuddha

Pada tahun 824, Beliau ikut menyelesaikan pembangunan candi Borobudur di Jawa Tengah yang menjadi kebanggaan Indonesia. Untuk memperkuat aliansi antara wangsa Syailendra dengan penguasa Sriwijaya terdahulu, Samaratungga menikahi Dewi Tara, putri Dharmasetu.

Dari pernikahan itu Samaratungga memiliki seorang putra pewaris tahta, Balaputradewa, dan Pramodhawardhani yang menikah dengan Rakai Pikatan, putra Sri Maharaja Rakai Garung, raja kelima Kerajaan Medang Jawa Tengah.

Isi Prasasti Karangtengah

Nama Samaratungga terdapat dalam prasasti Karangtengah yang dikeluarkan pada tanggal 26 Mei 824. Dalam prasasti itu disebutkan bahwa, Samaratungga memiliki seorang putri bernama Pramodawardhani yang meresmikan sebuah jinalaya yang sangat indah. Prasasti ini dianggap berhubungan dengan pembangunan Candi Borobudur.

Prasasti Kayumwungan terdiri atas dua bagian. Bagian pertama berbahasa Sanskerta sebagaimana disinggung di atas, sedangkan bagian kedua berbahasa Jawa Kuno yang dikeluarkan oleh Rakai Patapan Mpu Palar. Disebutkan, tokoh Mpu Palar menghadiahkan beberapa desa sebagai sima swatantra untuk ikut serta merawat candi Jinalaya tersebut.

Hubungan dengan Balaputradewa

Berdasarkan Prasasti Nalanda, Balaputradewa adalah raja Swarnadwipa (Kerajaan Sriwijaya) dan putra dari Samaragrawira. Berdasarkan kemiripan nama, De Casparis menyamakan Samaragrawira ini dengan Samaratungga, yang selanjutnya dipopulerkan oleh para sejarawan lainnya, misalnya Dr. Bosch. Teori ini menganggap bahwa sepeninggal Samaratungga, terjadi perang saudara memperebutkan tahta antara Balaputradewa melawan Rakai Pikatan, suami saudarinya, Pramodawardhani. Balaputradewa yang kalah kemudian menyingkir ke Sumatra.

Slamet Muljana menolak identifikasi Samaratungga dengan Samaragrawira. Ia berpendapat bahwa Prasasti Kayumwungan menyebutkan bahwa Samaratungga memiliki seorang putri saja, yaitu Pramodawardhani. Menurut Slamet Muljana, Balaputradewa tidak memiliki hak atas tahta Jawa karena ia hanyalah adik Samaratungga, bukan putranya. Dengan kata lain, Samaragrawira adalah ayah dua orang putra, yaitu Samaratungga dan Balaputradewa. Mungkin Balaputradewa menyingkir ke Sumatra bukan karena kalah perang, tetapi karena ia memang tidak memiliki hak atas tahta Jawa.

Benteng pertahanan Balaputradewa sewaktu berperang melawan Rakai Pikatan diperkirakan berada di Bukit Ratu Boko. Namun, prasasti-prasasti yang ditemukan di bukit tersebut menyebutkan bahwa musuh Rakai Pikatan adalah tokoh yang bernama Rakai Walaing Mpu Kumbhayoni. Analisis terhadap prasasti-prasasti Ratu Baka tersebut dilakukan oleh Pusponegoro dan Notosutanto.

Peristiwa Penting

  • Pangeran Jayawarman II yang telah dilantik menjadi Kepala Daerah di Angkor melepaskan diri dari Jawa dan mendirikan Kerajaan Khmer, pada tahun 802 M.
  • Meresmikan pembangunan Candi Borobudur pada tahun 824 M. (Prasasti Karangtengah, 824 M)

Pendapat Pakar Sejarah

Samaragrawira Dikira Sama Dengan Samaratungga

Teori ini pertama kali dipopulerkan oleh De Casparis, dan N.j Krom yang menyamakan Samaragrawira dengan Samaratungga karena kemiripan nama dari kedua tokoh tersebut, kemudian teori ini berkembang menjadi teori bahwa Balaputradewa terusir dari Jawa karena Perang Saudara melawan Saudarinya yakni Pramodawardhani yang dibantu oleh suaminya yakni, Rakai Pikatan, teori ini kemudian dibantah oleh Slamet Muljana, ia berpendapat bahwa Samaragrawira bukanlah Samaratungga, justru lebih pas bahwa Samaragrawira adalah Ayah Samaratungga, dan Balaputradewa, karena dalam Prasasti Kayumwungan, Maharaja Samaratungga hanya memiliki seorang putri yakni, Pramodawardhani. Teori juga membantah alur perpindahan Balaputradewa dari Jawa Ke Sumatera, karena Ia, kemungkinan memang tidak mewarisi Takhta Jawa.

Samaragrawira Dikira Sama Dengan Rakai Warak

Teori ini juga pertama kali dipopulerkan oleh Slamet Muljana yang mencoba membandingkan Daftar Raja-Raja dalam Prasasti Mantyasih, dan Prasasti-Prasasti yang dikeluarkan oleh Wangsa Sailendra. Ia berpendapat bahwa Samaragrawira adalah nama asli Rakai Warak, karena ia menempati urutan keempat dalam daftar para Raja dalam Prasasti tersebut, sesudah Rakai Panunggalan yang dianggap sama dengan Dharanindra. namun, kemungkinan teori ini sudah gugur karena ditemukannya Prasasti Wanua Tengah III karena dalam Prasasti tersebut, Rakai Warak bernama asli Dyah Manara.

Kutipan

  1. Munoz, Paul Michel (2006). Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula. Singapore: Editions Didier Millet. hlm. pages 171. ISBN 981-4155-67-5.

Referensi

  • Marwati Poesponegoro & Nugroho Notosusanto. 1990. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Jakarta: Balai Pustaka
  • Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta: Media Ilmu
  • Slamet Muljana. 2006. Sriwijaya (terbitan ulang 1960). Yogyakarta: LKIS

Menurut teori Bosch :

Didahului oleh:
Dharanindra
Maharaja Sriwijaya ke-9
802 - 842
Diteruskan oleh:
Pramodawardhani

Penulis: www.NiNa.Az

Tanggal publikasi: 26 Mei, 2025 / 20:38

wikipedia, wiki, buku, buku, perpustakaan, artikel, baca, unduh, gratis, unduh gratis, mp3, video, mp4, 3gp, jpg, jpeg, gif, png, gambar, musik, lagu, film, buku, permainan, permainan, ponsel, telepon, android, iOS, apel, ponsel, samsung, iPhone, xiomi, xiaomi, redmi, kehormatan, oppo, nokia, sonya, mi, pc, web, komputer

Sri Maharaja Samaratungga merupakan Maharaja Medang dari keturunan Kerajaan Kalingga Wangsa Syailendra Jawa Tengah yang memerintah pada tahun 802 842 Tidak seperti pendahulunya yang ekspansionis pada masa pemerintahannya Samaratungga lebih mengedepankan pengembangan agama dan budaya SamaratunggaSri Maharaja Samaratungga Menurut Prasasti Karangtengah Sri Maharaja Samaragrawira Menurut Prasasti Nalanda Pada masa Raja Samaratungga Candi Borobudur selesai dibangun Maharaja Sriwijaya ke 9Berkuasa802 842PendahuluDharanindraPenerusSri KahulunanKelahiranMedang Jawa DwipaPasanganDewi Tara Putri dari Dharmasetu KeturunanPramodhawardhani BalaputradewaWangsaSailendraAyahDharanindraAgamaBuddha Pada tahun 824 Beliau ikut menyelesaikan pembangunan candi Borobudur di Jawa Tengah yang menjadi kebanggaan Indonesia Untuk memperkuat aliansi antara wangsa Syailendra dengan penguasa Sriwijaya terdahulu Samaratungga menikahi Dewi Tara putri Dharmasetu Dari pernikahan itu Samaratungga memiliki seorang putra pewaris tahta Balaputradewa dan Pramodhawardhani yang menikah dengan Rakai Pikatan putra Sri Maharaja Rakai Garung raja kelima Kerajaan Medang Jawa Tengah Isi Prasasti KarangtengahNama Samaratungga terdapat dalam prasasti Karangtengah yang dikeluarkan pada tanggal 26 Mei 824 Dalam prasasti itu disebutkan bahwa Samaratungga memiliki seorang putri bernama Pramodawardhani yang meresmikan sebuah jinalaya yang sangat indah Prasasti ini dianggap berhubungan dengan pembangunan Candi Borobudur Prasasti Kayumwungan terdiri atas dua bagian Bagian pertama berbahasa Sanskerta sebagaimana disinggung di atas sedangkan bagian kedua berbahasa Jawa Kuno yang dikeluarkan oleh Rakai Patapan Mpu Palar Disebutkan tokoh Mpu Palar menghadiahkan beberapa desa sebagai sima swatantra untuk ikut serta merawat candi Jinalaya tersebut Hubungan dengan BalaputradewaBerdasarkan Prasasti Nalanda Balaputradewa adalah raja Swarnadwipa Kerajaan Sriwijaya dan putra dari Samaragrawira Berdasarkan kemiripan nama De Casparis menyamakan Samaragrawira ini dengan Samaratungga yang selanjutnya dipopulerkan oleh para sejarawan lainnya misalnya Dr Bosch Teori ini menganggap bahwa sepeninggal Samaratungga terjadi perang saudara memperebutkan tahta antara Balaputradewa melawan Rakai Pikatan suami saudarinya Pramodawardhani Balaputradewa yang kalah kemudian menyingkir ke Sumatra Slamet Muljana menolak identifikasi Samaratungga dengan Samaragrawira Ia berpendapat bahwa Prasasti Kayumwungan menyebutkan bahwa Samaratungga memiliki seorang putri saja yaitu Pramodawardhani Menurut Slamet Muljana Balaputradewa tidak memiliki hak atas tahta Jawa karena ia hanyalah adik Samaratungga bukan putranya Dengan kata lain Samaragrawira adalah ayah dua orang putra yaitu Samaratungga dan Balaputradewa Mungkin Balaputradewa menyingkir ke Sumatra bukan karena kalah perang tetapi karena ia memang tidak memiliki hak atas tahta Jawa Benteng pertahanan Balaputradewa sewaktu berperang melawan Rakai Pikatan diperkirakan berada di Bukit Ratu Boko Namun prasasti prasasti yang ditemukan di bukit tersebut menyebutkan bahwa musuh Rakai Pikatan adalah tokoh yang bernama Rakai Walaing Mpu Kumbhayoni Analisis terhadap prasasti prasasti Ratu Baka tersebut dilakukan oleh Pusponegoro dan Notosutanto Peristiwa PentingPangeran Jayawarman II yang telah dilantik menjadi Kepala Daerah di Angkor melepaskan diri dari Jawa dan mendirikan Kerajaan Khmer pada tahun 802 M Meresmikan pembangunan Candi Borobudur pada tahun 824 M Prasasti Karangtengah 824 M Pendapat Pakar SejarahSamaragrawira Dikira Sama Dengan Samaratungga Teori ini pertama kali dipopulerkan oleh De Casparis dan N j Krom yang menyamakan Samaragrawira dengan Samaratungga karena kemiripan nama dari kedua tokoh tersebut kemudian teori ini berkembang menjadi teori bahwa Balaputradewa terusir dari Jawa karena Perang Saudara melawan Saudarinya yakni Pramodawardhani yang dibantu oleh suaminya yakni Rakai Pikatan teori ini kemudian dibantah oleh Slamet Muljana ia berpendapat bahwa Samaragrawira bukanlah Samaratungga justru lebih pas bahwa Samaragrawira adalah Ayah Samaratungga dan Balaputradewa karena dalam Prasasti Kayumwungan Maharaja Samaratungga hanya memiliki seorang putri yakni Pramodawardhani Teori juga membantah alur perpindahan Balaputradewa dari Jawa Ke Sumatera karena Ia kemungkinan memang tidak mewarisi Takhta Jawa Samaragrawira Dikira Sama Dengan Rakai Warak Teori ini juga pertama kali dipopulerkan oleh Slamet Muljana yang mencoba membandingkan Daftar Raja Raja dalam Prasasti Mantyasih dan Prasasti Prasasti yang dikeluarkan oleh Wangsa Sailendra Ia berpendapat bahwa Samaragrawira adalah nama asli Rakai Warak karena ia menempati urutan keempat dalam daftar para Raja dalam Prasasti tersebut sesudah Rakai Panunggalan yang dianggap sama dengan Dharanindra namun kemungkinan teori ini sudah gugur karena ditemukannya Prasasti Wanua Tengah III karena dalam Prasasti tersebut Rakai Warak bernama asli Dyah Manara KutipanMunoz Paul Michel 2006 Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula Singapore Editions Didier Millet hlm pages 171 ISBN 981 4155 67 5 ReferensiMarwati Poesponegoro amp Nugroho Notosusanto 1990 Sejarah Nasional Indonesia Jilid II Jakarta Balai Pustaka Purwadi 2007 Sejarah Raja Raja Jawa Yogyakarta Media Ilmu Slamet Muljana 2006 Sriwijaya terbitan ulang 1960 Yogyakarta LKIS Menurut teori Bosch Didahului oleh Dharanindra Maharaja Sriwijaya ke 9 802 842 Diteruskan oleh Pramodawardhani

Artikel terbaru
  • Mei 26, 2025

    Pramodawardhani

  • Mei 26, 2025

    Prakambrium

  • Mei 26, 2025

    Samaratungga

  • Mei 26, 2025

    Samaragrawira

  • Mei 27, 2025

    Osteoporosis

www.NiNa.Az - Studio

    Hubungi kami
    Bahasa-bahasa
    Hubungi Kami
    DMCA Sitemap
    © 2019 nina.az - Semua hak dilindungi undang-undang.
    Hak cipta: Dadash Mammadov
    Situs web gratis yang menyediakan berbagi data dan file dari seluruh dunia.
    Teratas