Hidrogen bahasa Latin hydrogenium bahasa Inggris hydrogen yang juga disebut zat air adalah unsur kimia dengan lambang H
Hidrogen

Hidrogen (bahasa Latin: hydrogenium; bahasa Inggris: hydrogen), yang juga disebut zat air, adalah unsur kimia dengan lambang H dan nomor atom 1. Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak berwarna, tidak berbau, bersifat non-logam, bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik yang sangat mudah terbakar. Dengan massa atom 1,00794 amu, hidrogen adalah unsur teringan di dunia.
1H Hidrogen | |||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
![]() Gas hidrogen dalam | |||||||||||||||||||||
![]() Garis spektrum hidrogen | |||||||||||||||||||||
Sifat umum | |||||||||||||||||||||
Pengucapan | /hidrogèn/ | ||||||||||||||||||||
Penampilan | gas tak berwarna dengan nyala ungu dalam keadaan plasma | ||||||||||||||||||||
Hidrogen dalam tabel periodik | |||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||
Nomor atom (Z) | 1 | ||||||||||||||||||||
Golongan | golongan 1 | ||||||||||||||||||||
Periode | periode 1 | ||||||||||||||||||||
Blok | blok-s | ||||||||||||||||||||
Kategori unsur | nonlogam diatomik | ||||||||||||||||||||
Berat atom standar (Ar) |
| ||||||||||||||||||||
Konfigurasi elektron | 1s1 | ||||||||||||||||||||
Elektron per kelopak | 1 | ||||||||||||||||||||
Sifat fisik | |||||||||||||||||||||
Warna | tak berwarna | ||||||||||||||||||||
Fase pada STS (0 °C dan 101,325 kPa) | gas | ||||||||||||||||||||
Titik lebur | (H2) 13,99 K (−259,16 °C, −434,49 °F) | ||||||||||||||||||||
Titik didih | (H2) 20,271 K (−252,879 °C, −423,182 °F) | ||||||||||||||||||||
Kerapatan (pada STS) | 0,08988 g/L | ||||||||||||||||||||
saat cair, pada t.l. | 0,07 g/cm3 (padat: 0,0763 g/cm3) | ||||||||||||||||||||
Titik tripel | 13,8033 K, 7,041 kPa | ||||||||||||||||||||
Titik kritis | 32,938 K, 1,2858 MPa | ||||||||||||||||||||
Kalor peleburan | (H2) 0,117 kJ/mol | ||||||||||||||||||||
Kalor penguapan | (H2) 0,904 kJ/mol | ||||||||||||||||||||
Kapasitas kalor molar | (H2) 28,836 J/(mol·K) | ||||||||||||||||||||
Tekanan uap
| |||||||||||||||||||||
Sifat atom | |||||||||||||||||||||
Bilangan oksidasi | −1, +1 (oksida amfoter) | ||||||||||||||||||||
Elektronegativitas | Skala Pauling: 2,20 | ||||||||||||||||||||
Energi ionisasi | ke-1: 1312,0 kJ/mol | ||||||||||||||||||||
Jari-jari atom | empiris: 25 pm perhitungan: 53 pm | ||||||||||||||||||||
Jari-jari kovalen | 31±5 pm | ||||||||||||||||||||
Jari-jari van der Waals | 120 pm | ||||||||||||||||||||
Lain-lain | |||||||||||||||||||||
Kelimpahan alami | primordial | ||||||||||||||||||||
Struktur kristal | heksagon![]() | ||||||||||||||||||||
Kecepatan suara | (gas, 27 °C) 1310 m/s | ||||||||||||||||||||
Konduktivitas termal | 0,1805 W/(m·K) | ||||||||||||||||||||
Arah magnet | diamagnetik | ||||||||||||||||||||
Suseptibilitas magnetik molar | −3,98×10−6 cm3/mol (298 K) | ||||||||||||||||||||
Nomor CAS | 12385-13-6 1333-74-0 (H2) | ||||||||||||||||||||
Sejarah | |||||||||||||||||||||
Penemuan | H. Cavendish (1766) | ||||||||||||||||||||
Asal nama | A. Lavoisier (1783) | ||||||||||||||||||||
Isotop hidrogen yang utama | |||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||
| referensi | di Wikidata |
Hidrogen juga adalah unsur paling melimpah dengan persentase kira-kira 75% dari total massa unsur alam semesta. Kebanyakan bintang dibentuk oleh hidrogen dalam keadaan plasma. Senyawa hidrogen relatif langka dan jarang dijumpai secara alami di Bumi, dan biasanya dihasilkan secara industri dari berbagai senyawa hidrokarbon seperti metana. Hidrogen juga dapat dihasilkan dari air melalui proses elektrolisis, namun proses ini secara komersial lebih mahal daripada produksi hidrogen dari gas alam.
Isotop hidrogen yang paling banyak dijumpai di alam adalah protium, yang inti atomnya hanya mempunyai proton tunggal dan tanpa neutron. Senyawa ionik hidrogen dapat bermuatan positif (kation) ataupun negatif (anion). Hidrogen dapat membentuk senyawa dengan kebanyakan unsur dan dapat dijumpai dalam air dan senyawa-senyawa organik. Hidrogen sangat penting dalam reaksi asam basa yang mana banyak reaksi ini melibatkan pertukaran proton antar molekul terlarut. Oleh karena hidrogen merupakan satu-satunya atom netral yang persamaan Schrödingernya dapat diselesaikan secara analitik, kajian pada energetika dan ikatan atom hidrogen memainkan peran yang sangat penting dalam perkembangan mekanika kuantum.
Sifat kimia
Kelarutan dan karakteristik hidrogen dengan berbagai macam logam merupakan subjek yang sangat penting dalam bidang metalurgi (karena dapat terjadi pada kebanyakan logam ) dan dalam riset pengembangan cara yang aman untuk menyimpan hidrogen sebagai bahan bakar. Hidrogen sangatlah larut dalam berbagai senyawa yang terdiri dari logam tanah nadir dan logam transisi dan dapat dilarutkan dalam logam kristal maupun logam amorf. Kelarutan hidrogen dalam logam disebabkan oleh distorsi setempat ataupun ketidakmurnian dalam kekisi hablur logam.
Pembakaran


Gas hidrogen (dihidrogen atau molekul hidrogen) sangat mudah terbakar dan akan terbakar pada konsentrasi serendah 4% H2 di udara bebas. Entalpi pembakaran hidrogen adalah −286 kJ/mol. Hidrogen terbakar menurut persamaan kimia:
2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l) + 572 kJ (286 kJ/mol)
Hidrogen akan meledak sendiri pada temperatur 500 °C. Hidrogen membentuk campuran yang bisa meledak dengan udara dalam konsentrasi hidrogen 4–74% dan dengan klorin dalam konsentrasi 5–95%. Reaksi ledakan dapat dipicu oleh percikan api, panas, atau sinar matahari.
Lidah api
Lidah api hasil pembakaran hidrogen-oksigen murni memancarkan gelombang ultraviolet dan hampir tidak terlihat dengan mata telanjang. Deteksi kebocoran hidrogen yang terbakar mungkin memerlukan detektor api; kebocoran semacam itu bisa sangat berbahaya. Nyala api hidrogen dalam kondisi lain berwarna biru, menyerupai nyala api gas alam berwarna biru. Kasus meledaknya pesawat Hindenburg adalah salah satu contoh terkenal dari pembakaran hidrogen. Karakteristik lainnya dari api hidrogen adalah nyala api cenderung menghilang dengan cepat di udara, sehingga kerusakan akibat ledakan hidrogen lebih ringan dari ledakan hidrokarbon. Dalam kasus kecelakaan Hindenburg, dua pertiga dari penumpang pesawat selamat dan kebanyakan kasus meninggal disebabkan oleh terbakarnya bahan bakar diesel yang bocor.
Reaktan
H2 relatif tidak reaktif. Basis termodinamika dari reaktivitas yang rendah ini adalah ikatan H-H yang sangat kuat, dengan energi disosiasi ikatan 435,7 kJ/mol. Dasar kinetik dari reaktivitas rendah adalah sifat nonpolar H2 dan polarisabilitasnya yang lemah. H2 bereaksi secara langsung dengan unsur-unsur oksidator lainnya. Ia bereaksi dengan spontan dan hebat pada suhu kamar dengan klorin dan fluorin, menghasilkan hidrogen halida berupa hidrogen klorida dan hidrogen fluorida, yang merupakan asam berbahaya. Lelehan natrium dan kalium bereaksi dengan gas untuk menghasilkan hidrida masing-masing NaH dan .[rujukan?]
Reaktivitas H2 sangat dipengaruhi oleh keberadaan katalis logam. Oleh karena itu, walaupun H2 mudah terbakar, campuran H2 dan O2 tidak bereaksi tanpa adanya katalis.
Aras tenaga elektron

keadaan dasar elektron pada atom hidrogen adalah −13.6 eV, yang ekuivalen dengan foton ultraviolet kira-kira 92 nm.
Aras tenaga hidrogen dapat dihitung dengan cukup akurat menggunakan model atom Bohr yang menggambarkan elektron beredar mengelilingi proton dengan analogi Bumi beredar mengelilingi Matahari. Oleh karena diskretisasi momentum sudut yang dipostulatkan pada awal mekanika kuantum oleh Bohr, elektron pada model Bohr hanya dapat menempati jarak-jarak tertentu saja dari proton dan oleh karena itu hanya beberapa energi tertentu saja yang diperbolehkan.
Deskripsi atom hidrogen yang lebih akurat didapatkan dengan perlakuan mekanika kuantum murni menggunakan persamaan Schrödinger atau dengan perumusan untuk menghitung elektron di sekitar proton. Perlakuan yang paling rumit memungkinkan efek kecil dari relativitas khusus dan . Dalam perlakuan mekanika kuantum, elektron dalam atom hidrogen dalam keadaan dasar tidak memiliki momentum sudut sama sekali, yang menggambarkan bagaimana "orbit planet" berbeda dari gerakan elektron.
Bentuk-bentuk molekul unsur

Terdapat dua jenis molekul diatomik hidrogen yang berbeda berdasarkan spin relatif inti. Dalam bentuk , spin dari dua proton adalah paralel dan dalam keadaan triplet; dalam bentuk , spin-nya adalah antiparalel dan dalam keadaan singlet. Pada keadaan standar, gas hidrogen terdiri dari 25% bentuk para dan 75% bentuk orto, juga dikenal dengan sebutan "bentuk normal". Rasio kesetimbangan antara ortohidrogen dan parahidrogen tergantung pada termperatur. Namun oleh karena bentuk orto dalam , bentuk ini tidaklah stabil dan tidak bisa dimurnikan. Pada suhu yang sangat rendah, hampir semua hidrogen yang ada adalah dalam bentuk parahidrogen. Sifat fisik dari parahidrogen murni berbeda sedikit dengan "bentuk normal". Perbedaan orto/para juga terdapat pada molekul yang terdiri dari atom hidrogen seperti air dan metilena.
Antarubahan yang tidak dikatalis antara H2 para dan orto meningkat seiring dengan meningkatnya temperatur; oleh karenanya H2 yang diembunkan dengan cepat mengandung banyak hidrogen dalam bentuk orto yang akan berubah menjadi bentuk para dengan sangat lambat. Nisbah orto/para pada H2 yang diembunkan adalah faktor yang perlu diperhitungkan dalam persiapan dan penyimpanan hidrogen cair: antarubahan dari bentuk orto ke para adalah eksotermik dan dapat menghasilkan bahang yang cukup untuk menguapkan hidrogen cair tersebut dan menyebabkan berkurangnya komponen cair. Katalis untuk antarubahan orto-para, seperti misalnya senyawa besi, sering digunakan selama pendinginan hidrogen.
Sebuah bentuk molekul yang disebut molekul hidrogen terprotonasi, atau H, ditemukan pada medium antarbintang (Interstellar medium) (ISM), di mana ia dihasilkan dengan ionisasi molekul hidrogen dari sinar kosmos. Molekul ini juga dapat dipantau di bagian atas atmosfer planet Jupiter. Molekul ini relatif cukup stabil pada lingkungan luar angkasa oleh karena suhu dan rapatan yang rendah. H adalah salah satu dari ion yang paling melimpah di alam semesta ini, dan memainkan peran penting dalam proses kimia medium antarbintang.
Fasa
- Hidrogen cair
- Hidrogen logam
Bentuk monoatomik
Atom H, juga disebut hidrogen nasen atau hidrogen atomik, diklaim eksis secara fana namun cukup lama untuk menimbulkan reaksi kimia. Menurut klaim itu, hidrogen nasen dihasilkan secara in situ, biasanya reaksi antara seng dengan asam, atau dengan elektrolisis pada katode. Sebagai molekul monoatomik, atom H sangat reaktif dan oleh karena itu adalah reduktor yang lebih kuat dari H2 diatomik, namun pertanyaan kuncinya terletak pada keberadaan atom H itu sendiri. Konsep ini lebih populer di bidang teknik dan di literatur-literatur lama.
Hidrogen nasen diklaim mereduksi nitrit menjadi amonia atau arsenik menjadi bahkan dalam keadaan lunak. Penelitian yang lebih mendetail menunjukkan lintasan alternatif lainnya dan bukanlah atom H.
Atom hidrogen dapat dihasilkan pada temperatur yang cukup tinggi (>2000 K) agar molekul H2 dapat berdisosiasi. Selain itu, radiasi elektromagnetik di atas 11 eV juga dapat diserap H2 dan menyebabkan disosiasi.
Kadang kala, hidrogen yang terserap secara kimiawi pada permukaan logam juga dirujuk sebagai hidrogen nasen, walaupun terminologi ini sudah mulai ditinggalkan. Pandangan lainnya mengatakan bahwa hidrogen yang terserap secara kimiawi itu "kurang reaktif" dari hidrogen nasen disebabkan oleh ikatan yang dihasilkan oleh permukaan katalis logam tersebut.
Senyawa-senyawa
Senyawa kovalen dan senyawa organik
Walaupun H2 tidaklah begitu reaktif dalam keadaan standar, ia masih dapat membentuk senyawa dengan kebanyakan unsur. Jutaan jenis hidrokarbon telah diketahui, namun itu semua tidaklah dihasilkan secara langsung dari hidrogen dan karbon. Hidrogen dapat membentuk senyawa dengan unsur yang lebih elektronegatif seperti halogen (F, Cl, Br, I); dalam senyawa ini hidrogen memiliki muatan parsial positif. Ketika berikatan dengan fluor, oksigen ataupun nitrogen, hidrogen dapat berpartisipasi dalam bentuk ikatan non-kovalen yang kuat, yang disebut dengan ikatan hidrogen yang sangat penting untuk menjaga kestabilan kebanyakan molekul biologi. Hidrogen juga membentuk senyawa dengan unsur yang kurang elektronegatif seperti logam dan metaloid, yang mana hidrogen memiliki muatan parsial negatif. Senyawa ini dikenal dengan nama hidrida.
Hidrogen membentuk senyawa yang sangat banyak dengan karbon. Oleh karena asosiasi senyawa itu dengan kebanyakan zat hidup, senyawa ini disebut sebagai senyawa organik. Studi sifat-sifat senyawa tersebut disebut kimia organik dan studi dalam konteks kehidupan organisme dinamakan biokimia. Pada beberapa definisi, senyawa "organik" hanya memerlukan atom karbon untuk disebut sebagai organik. Namun kebanyakan senyawa organik mengandung atom hidrogen. Dan oleh karena ikatan ikatan hidrogen-karbon inilah yang memberikan karakteristik sifat-sifat hidrokarbon, ikatan hidrogen-karbon diperlukan untuk beberapa definisi dari kata "organik" di kimia. Jutaan hidrokarbon telah diketahui, dan biasanya terbentuk oleh jalur yang rumit yang jarang melibatkan unsur hidrogen.
Dalam kimia anorganik, hidrida dapat berperan sebagai yang menghubungkan dua pusat logam dalam . Fungsi ini umum ditemukan pada unsur golongan 13, terutama pada kompleks borana (hidrida boron) dan aluminium serta yang bergerombol.
Hidrogen larut dengan mudah dalam banyak logam tanah jarang dan logam transisi dan larut dalam logam nanokristalin dan . Kelarutan hidrogen dalam logam dipengaruhi oleh distorsi lokal atau ketidakmurnian dalam kisi kristal. Sifat-sifat ini mungkin berguna ketika hidrogen dimurnikan dengan melewatkan hidrogen melalui cakram paladium panas, tetapi kelarutan gas yang tinggi merupakan masalah metalurgi, yang berkontribusi pada banyak logam, mempersulit desain jaringan pipa dan tangki penyimpanan.
Hidrida
Senyawa hidrogen sering disebut sebagai hidrida, sebuah istilah yang tidak mengikat. Oleh kimiawan, istilah "hidrida" biasanya memiliki arti atom H yang mendapat sifat anion, ditandai dengan H−. Keberadaan anion hidrida, dikemukakan oleh Gilbert N. Lewis pada tahun 1916 untuk golongan I dan II hidrida garam, didemonstrasikan oleh Moers pada tahun 1920 dengan melakukan elektrolisis litium hidrida cair (LiH) yang menghasilkan sejumlah hidrogen pada anode. Untuk hidrida selain logam golongan I dan II, istilah ini sering kali membuat kesalahpahaman oleh karena elektronegativitas hidrogen yang rendah. Pengecualian adalah hidrida golongan II BeH2 yang polimerik.
Walaupun hidrida dapat dibentuk dengan hampir semua golongan unsur, jumlah dan kombinasi dari senyawa bervariasi, sebagai contoh terdapat lebih dari 100 hidrida borana biner yang diketahui, namun cuma satu hidrida aluminium biner yang diketahui. Hidrida indium biner sampai sekarang belum diketahui, walaupun ada sejumlah komplek yang lebih besar.
Dalam kimia anorganik, hidrida juga dapat berfungsi sebagai jembatan ligan yang menghubungkan dua pusat logam dalam kompleks koordinasi. Fungsi ini banyak ditemukan pada unsur golongan 13, terutama pada borana (hidrida boron) dan kompleks aluminium, serta pada yang berkerumunan.
Proton dan asam
Oksidasi H2 secara formal menghasilkan proton H+. Spesies ini merupakan topik utama dari pembahasan asam, walaupun istilah proton digunakan secara longgar untuk merujuk pada hidrogen kationik yang positif dan ditandai dengan H+. Menurut , asam adalah donor proton, sementara basa adalah akseptor (penerima) proton.
Proton H+ tidak dapat ditemukan berdiri sendiri dalam larutan karena ia memiliki kecenderungan mengikat pada atom atau molekul yang memiliki elektron. Selain pada temperatur tinggi dan bergabung dengan plasma, proton semacam ini tidak dapat dihilangkan dari awan elektron atom dan molekul, dan akan tetap terikat pada atom dan molekul tersebut.
Untuk menghindari kesalahpahaman akan "proton terlarut" dalam larutan, larutan asam sering dianggap memiliki spesies fiktif yang disebut ion hidronium (H3O+) yang bergerombol membentuk H9O4+. Ion juga ditemukan ketika air dalam larutan asam dengan pelarut lain.
Walaupun sangat langka di Bumi, salah satu ion yang paling melimpah dalam alam semesta ini adalah H3+, dikenal sebagai molekul hidrogen terprotonasi ataupun kation hidrogen triatomik.
Atom hidrogen
NASA telah menyelidiki penggunaan atom hidrogen sebagai propelan roket. Atom hidrogen bisa disimpan dalam helium cair untuk mencegah atom hidrogen bergabung kembali menjadi molekul hidrogen. Ketika helium menjadi uap, atom hidrogen akan dilepaskan dan bergabung kembali menjadi hidrogen molekuler. Hasilnya adalah aliran gas hidrogen dan helium yang sangat panas. Berat lepas landas roket dapat dikurangi hingga 50% dengan metode ini.
Sebagian besar hidrogen di luar angkasa berbentuk atom hidrogen karena atom dapat, walaupun jarang, bertabrakan dan bergabung. Atom hidrogen adalah sumber penting 21 cm dalam astronomi pada frekuensi 1420 MHz.
Isotop



Hidrogen memiliki tiga isotop alami, ditandai dengan 1H, 2H, dan 3H. Isotop lainnya yang tidak stabil (4H hingga 7H) juga telah disintesiskan di laboratorium namun tidak pernah dijumpai secara alami.
- 1H adalah isotop hidrogen yang paling melimpah, memiliki persentase 99.98% dari jumlah atom hidrogen. Oleh karena inti atom isotop ini hanya memiliki proton tunggal, ia diberikan nama yang deskriptif sebagai protium, namun nama ini jarang sekali digunakan.
- 2H, isotop hidrogen lainnya yang stabil, juga dikenal sebagai deuterium dan mengandung satu proton dan satu neutron pada intinya. Deuterium tidak bersifat radioaktif, dan tidak memberikan bahaya keracunan yang signifikan. Air yang atom hidrogennya merupakan isotop deuterium dinamakan air berat. Deuterium dan senyawanya digunakan sebagai penanda non-radioaktif pada percobaan kimia dan untuk pelarut 1H-. Air berat digunakan sebagai moderator neutron dan pendingin pada reaktor nuklir. Deuterium juga berpotensi sebagai bahan bakar fusi nuklir komersial.
- 3H dikenal dengan nama tritium dan mengandung satu proton dan dua neutron pada intinya. Ia memiliki sifat radioaktif, dan mereras menjadi Helium-3 melalui pererasan beta dengan umur paruh 12,32 tahun. Sejumlah kecil tritium dapat dijumpai di alam oleh karena interaksi sinar kosmos dengan atmosfer Bumi; tritium juga dilepaskan selama uji coba nuklir. Ia juga digunakan dalam reaksi fusi nuklir, sebagai penanda dalam geokimia isotop, dan terspesialisasi pada peralatan self-powered lighting. Tritium juga digunakan dalam penandaan percobaan kimia dan biologi sebagai radiolabel.
Hidrogen adalah satu-satunya unsur yang memiliki tiga nama berbeda untuk isotopnya. (Dalam awal perkembangan keradioaktivitasan, beberapa isotop radioaktif berat diberikan nama, namun nama-nama tersebut tidak lagi digunakan). Simbol D dan T kadang-kadang digunakan untuk merujuk pada deuterium dan tritium, namun simbol P telah digunakan untuk merujuk pada fosfor, sehingga tidak digunakan untuk merujuk pada protium. Dalam tatanama IUPAC, International Union of Pure and Applied Chemistry mengizinkan penggunaan D, T, 2H, dan 3H walaupun 2H dan 3H lebih dianjurkan.
Atom (simbol Mu) eksotis, terdiri dari antimuon dan elektron, kadang-kadang juga dianggap sebagai radioisotop ringan hidrogen, karena perbedaan massa antara antimuon dan elektron. Muonium ditemukan pada tahun 1960. Dalam 2,2 , yaitu masa hidup muon, muonium dapat masuk ke dalam senyawa seperti muonium klorida (MuCl) atau natrium muonida (NaMu), yang serupa dengan hidrogen klorida dan natrium hidrida.
Keberadaan alami

Hidrogen adalah unsur yang paling melimpah di alam semesta ini dengan persentase 75% dari barion berdasarkan massa dan lebih dari 90% berdasarkan jumlah atom (Sebagian besar massa alam semesta bukan dalam bentuk materi jenis unsur kimia, melainkan didalilkan terjadi sebagai bentuk massa yang belum terdeteksi seperti materi gelap dan energi gelap). Unsur ini ditemukan dalam kelimpahan yang besar di bintang-bintang dan planet-planet raksasa gas. Awan molekul dari H2 diasosiasikan dengan pembentukan bintang. Hidrogen memainkan peran penting dalam pemberian energi bintang melalui dan fusi nuklir .
Bentuk
Di seluruh alam semesta ini, hidrogen kebanyakan ditemukan dalam keadaan dan plasma yang sifatnya berbeda dengan molekul hidrogen. Sebagai plasma, elektron hidrogen dan proton terikat bersama, dan menghasilkan konduktivitas listrik yang sangat tinggi dan daya pancar yang tinggi (menghasilkan cahaya dari Matahari dan bintang lain). Partikel yang bermuatan dipengaruhi oleh medan magnet dan medan listrik. Sebagai contoh, dalam angin surya, partikel-partikel ini berinteraksi dengan magnetosfer Bumi dan mengakibatkan dan fenomena Aurora. Hidrogen ditemukan dalam keadaan atom netral di medium antarbintang. Sejumlah besar atom hidrogen netral yang ditemukan di sistem Lyman-alpha teredam diperkirakan mendominasi rapatan barionik alam semesta sampai dengan pergeseran merah z=4.
Dalam keadaan normal di Bumi, unsur hidrogen berada dalam keadaan gas diatomik, H2. Namun, gas hidrogen sangat langka di atmosfer Bumi (1 ppm berdasarkan volume) oleh karena beratnya yang ringan. Oleh karena itu, gas hidrogen lebih mudah lepas dari gravitasi Bumi daripada gas yang lebih berat. Walaupun demikian, hidrogen masih merupakan unsur paling melimpah di permukaan Bumi. Kebanyakan hidrogen di Bumi berada dalam keadaan bersenyawa dengan unsur lain seperti hidrokarbon dan air. Gas hidrogen dihasilkan oleh beberapa jenis bakteri dan ganggang dan merupakan komponen alami dari kentut. Penggunaan metana sebagai sumber hidrogen akhir-akhir ini juga menjadi semakin penting.
Bentuk molekuler yang disebut molekul hidrogen terprotonasi (H+3) ditemukan dalam media antarbintang. Ini terbentuk melalui ionisasi hidrogen molekuler dari sinar kosmik. Ion bermuatan ini juga telah diamati dalam atmosfer atas planet Jupiter. Ion ini relatif stabil di lingkungan angkasa luar karena rendahnya temperatur dan kerapatan. H+3 adalah ion paling melimpah di jagat raya, dan memainkan peran penting dalam kimia media antarbintang. Hidrogen triatomik netral H3 hanya ada dalam bentuk tereksitasi dan tidak stabil. Sebaliknya, ion positif (H+2) adalah molekul yang jarang ditemukan di jagat raya.
Sejarah
Penemuan dan penggunaan
Gas hidrogen, H2, pertama kali dihasilkan secara artifisial oleh T. Von Hohenheim (dikenal juga sebagai Paracelsus, 1493–1541) melalui pencampuran logam dengan asam kuat. Dia tidak menyadari bahwa gas mudah terbakar yang dihasilkan oleh reaksi kimia ini adalah unsur kimia yang baru. Pada tahun 1671, Robert Boyle menemukan kembali dan mendeskripsikan reaksi antara besi dan asam yang menghasilkan gas hidrogen. Pada tahun 1766, Henry Cavendish adalah orang yang pertama mengenali gas hidrogen sebagai zat diskret dengan mengidentifikasikan gas tersebut dari sebagai "udara yang mudah terbakar". Pada tahun 1781 dia lebih lanjut menemukan bahwa gas ini menghasilkan air ketika dibakar. Pada tahun 1783, Antoine Lavoisier memberikan unsur ini dengan nama hidrogen (dari Bahasa Yunani hydro yang artinya air dan genes yang artinya membentuk) ketika dia dan Laplace mengulang kembali penemuan Cavendish yang mengatakan pembakaran hidrogen menghasilkan air.

Lavoisier menghasilkan hidrogen pada percobaannya tentang konservasi massa dengan mereaksikan flux uap dengan besi logam melalui tabung besi pijar yang dipanaskan dalam api. Oksidasi anaerobik besi oleh proton air pada temperatur tinggi dapat digambarkan sebagai berikut:
- Fe + H2O → FeO + H2
- 2 Fe + 3 H2O → Fe2O3 + 3 H2
- 3 Fe + 4 H2O → Fe3O4 + 4 H2
Banyak logam seperti zirkonium mengalami reaksi yang sama dengan air menghasilkan hidrogen.
Hidrogen pertama kali dicairkan oleh James Dewar pada tahun 1898 dengan menggunakan penemuannya, . Dia kemudian menghasilkan hidrogen padat setahun kemudian. Deuterium ditemukan pada tahun 1931 Desember oleh Harold Urey, dan tritium dibuat pada tahun 1934 oleh Ernest Rutherford, Mark Oliphant, and . Air berat, yang mengandung deuterium menggantikan hidrogen biasa, ditemukan oleh Urey dkk. pada tahun 1932. Salah satu dari penggunaan pertama H2 adalah untuk . membangun pertama, yaitu mesin pembakaran internal yang ditenagai oleh campuran hidrogen dan oksigen pada tahun 1806. Edward Daniel Clarke menciptakan pipa sembur gas hidrogen pada tahun 1819. Lampu Döbereiner dan lampu sorot (limelight) ditemukan pada tahun 1823.
Balon pertama yang diisikan dengan hidrogen diciptakan oleh Jacques Charles pada tahun 1783. Hidrogen memberikan tenaga dorong untuk perjalanan udara yang aman dan pada tahun 1852 menciptakan kapal udara yang diangkat oleh hidrogen. Bangsawan Jerman Ferdinand von Zeppelin mempromosikan idenya tentang kapal udara yang diangkat dengan hidrogen dan kemudian dinamakan Zeppelin dengan penerbangan perdana pada tahun 1900. Penerbangan yang terjadwal dimulai pada tahun 1910 dan sampai pecahnya Perang Dunia I pada Agustus 1914, Zeppelin telah membawa 35.000 penumpang tanpa insiden yang serius. Kapal udara yang diangkat dengan hidrogen digunakan sebagai platform observasi dan pengebom selama perang.
Penerbangan tanpa henti melewati samudra atlantik pertama kali dilakukan kapal udara Britania pada tahun 1919. Pelayanan penerbangan udara dipulihkan pada tahun 1920 dan penemuan cadangan helium di Amerika Serikat memberikan peluang ditingkatkannya keamanan penerbangan, namun pemerintah Amerika Serikat menolak menjual gas tersebut untuk digunakan dalam penerbangan. Oleh karenanya, gas H2 digunakan di pesawat Hindenburg, yang pada akhirnya meledak di langit New Jersey pada tanggal 6 Mei 1937. Insiden ini ditayangkan secara langsung di radio dan direkam. Banyak yang menduga terbakarnya hidrogen yang bocor sebagai akibat insiden tersebut, namun investigasi lebih lanjut membuktikan sebab insiden tersebut karena terbakarnya salut fabrik oleh keelektrikan statis. Tetapi reputasi hidrogen sebagai gas pengangkat telah rusak dan pesawat komersial yang menggunakan hidrogen dihentikan. Hidrogen masih digunakan sebagai gas pengangkat untuk balon cuaca, karena lebih murah daripada helium.
Pada tahun yang sama, diluncurkan pertama kali dengan gas hidrogen sebagai pendingin dalam rotor dan stator pada tahun 1937 di Dayton, Ohio oleh Dayton Power & Light Co.; karena konduktivitas termal gas hidrogen, ini adalah jenis yang palling umum di lapangan saat ini untuk generator besar (biasanya lebih atau sama dengan 60 MW; generator yang lebih kecil biasanya ).
pertama kali digunakan pada tahun 1977 dalam U.S Navy's Navigation Technology Satellite-2 (NTS-2). Sebagai contoh, ISS, Mars Odyssey, dan Mars Global Surveyor dilengkapi dengan baterai nikel-hidrogen. Di bagian gelap orbitnya, Teleskop Angkasa Hubble juga di bertenaga baterai nikel-hidrogen, yang akhirnya diganti pada Mei 2009, lebih dari 19 tahun setelah diluncurkan, dan 13 tahun setelah mulai dihidupkan.
Peranan dalam teori kuantum

Oleh karena struktur atomnya yang relatif sederhana, yang hanya terdiri dari sebuah proton dan elektron, atom hidrogen bersama dengan spektrum emisinya menjadi pusat perkembangan teori struktur atom. Lebih jauh lagi, kesederhanaan molekul hidrogen dan kationnya H membantu pemahaman yang lebih jauh mengenai ikatan kimia, tidak lama setelah perlakuan mekanis kuantum atom hidrogen dikembangkan pada pertengahan 1920-an.
Salah satu dari efek kuantum yang secara eksplisit disadari (namun masih belum sepenuhnya dimengerti saat itu) adalah pengamatan Maxwell yang melibatkan hidrogen setengah abad sebelum teori mekanika kuantum benar-benar berkembang. Maxwell mengamati bahwa dari H2 tidak sesuai dengan tren gas diatomik lainnya di bawah suhu kamar dan mulai menyerupai tren gas monoatomik di temperatur kriogenik. Menurut teori kuantum, sifat-sifat ini disebabkan oleh jarak antara aras tenaga rotasi hidrogen yang lebar oleh karena massanya yang ringan. Aras yang lebar ini menghambat partisi energi bahang secara merata menjadi gerak berputar hidrogen pada temperatur yang rendah. Gas diatomik yang terdiri dari atom-atom yang lebih berat tidak mempunyai aras tenaga yang cukup lebar untuk menyebabkan efek yang sama.
Antihidrogen (H) adalah antimateri lawan dari hidrogen. Ia tersusun dari sebuah antiproton dan sebuah positron. Antihidrogen adalah satu-satunya atom antimateri yang telah diproduksi per 2015.
Produksi
H diproduksi di laboratorium kimia dan biologi, sering kali sebagai produk sampingan dari reaksi lain; di industri untuk hidrogenasi substrat tak jenuh; dan di alam sebagai sarana penyetara reaksi biokimia.


Logam-asam
Banyak logam bereaksi dengan air menghasilkan H2, tetapi laju evolusi hidrogen bergantung pada logam, pH, dan keberadaan agen paduan. Cara yang paling sering digunakan adalah dengan asam. Logam alkali dan alkali tanah, aluminium, seng, mangan, dan besi mudah bereaksi dengan asam air. Reaksi ini adalah dasar dari , yang pernah digunakan sebagai sumber gas laboratorium, dengan mereaksikan encer dengan beberapa logam yang reaktif seperti seng dengan peralatan Kipp:
- Zn + 2 H+ → Zn2+ + H2
Banyak logam, seperti aluminium, bereaksi lambat dengan air karena mereka membentuk lapisan oksida pasif. Namun, paduan aluminium dan galium bereaksi dengan air. [97] Pada pH yang tinggi, aluminium dapat menghasilkan H2:
- 2 Al + 6 H2O + 2 OH− → 2 Al(OH)−4 + 3 H2
Elektrolisis air
Elektrolisis air adalah metode sederhana produksi hidrogen. Arus listrik lemah dialirkan melalui listrik, dan gas oksigen terbentuk di anoda sementara gas hidrogen terbentuk di katode. Biasanya katode terbuat dari platina atau logam inert lainnya ketika hidrogen diproduksi untuk disimpan. Namun, jika gas akan dibakar di tempat, oksigen yang dihasilkan harus mendukung pembakaran, sehingga kedua elektrode harus terbuat dari bahan inert. (Besi, misalnya, akan teroksidasi, dan akibatnya menurunkan jumlah oksigen yang dihasilkan.) Efisiensi maksimum teoretis (listrik yang digunakan vs. nilai energetik hidrogen yang dihasilkan) adalah antara 88–94%.
- 2 H2O(l) → 2 H2(g) + O2(g)
Paduan aluminium dan galium dalam bentuk pelet yang ditambahkan ke dalam air dapat digunakan untuk menghasilkan hidrogen. Proses ini juga menghasilkan alumina, tetapi harga galium yang mahal, dengan sifatnya yang dapat mencegah pembentukan lapisan oksida pada permukaan pelet, membuatnya dapat digunakan ulang. Hal ini membawa implikasi penting pada keekonomian hidrogen, karena hidrogen dapat diproduksi di tempat dan tidak memerlukan transportasi.
Ketika menentukan efisiensi listrik elektrolisis PEM (membran penukar proton/proton exchange membrane), digunakan nilai kalor (HHV) yang lebih tinggi. Ini karena lapisan katalisator berinteraksi dengan air sebagai uap. Karena proses beroperasi pada suhu 80 °C untuk elektroliser PEM, panas limbah dapat dialihkan melalui sistem PEM untuk menghasilkan uap, sehingga efisiensi listriknya lebih tinggi. Nilai panas yang lebih rendah (LHV) harus digunakan untuk elektroliser alkali karena proses di dalam elektroliser ini membutuhkan air dalam bentuk cair dan menggunakan alkalinitas untuk memfasilitasi pemutusan ikatan yang mengikat atom hidrogen dan oksigen. Nilai panas yang lebih rendah juga harus digunakan untuk sel bahan bakar, karena uap adalah hasilnya, bukan bahannya.
Steam reforming
Hidrogen dapat diproduksi dalam beberapa cara, tetapi proses paling penting secara ekonomis adalah penghilangan hidrogen dari hidrokarbon. Hidrogen komersial biasanya diproduksi dengan cara gas alam, yang melibatkan penghilangan hidrogen dari hidrokarbon pada suhu yang sangat tinggi. 48% produksi hidrogen dihasilkan dari steam reforming. Pada temperatur tinggi (1000–1400 K, 700–1100 °C, atau 1300–2000 °F), steam (uap air) bereaksi dengan metana menghasilkan karbon monoksida dan H.
- CH4 + H2O → CO + 3 H2
Reaksi ini disarankan pada tekanan rendah tetapi tetap dilakukan pada tekanan tinggi (2,0 MPa (20 atm; 590 inHg)). Hal ini karena H bertekanan tinggi adalah produk yang paling banyak di pasaran dan sistem pemurnian (PSA) bekerja lebih baik pada tekanan tinggi. Campuran produk dikenal sebagai "gas sintetis" karena sering digunakan langsung untuk produksi metanol dan senyawa terkait. Hidrokarbon lain selain metana dapat digunakan untuk menghasilkan gas sintetis dengan rasio produk bervariasi. Salah satu komplikasi teknologi canggih ini adalah pembentukan kokas atau karbon:
- CH4 → C + 2 H2
Akibatnya, steam reforming biasanya menggunakan H berlebih. Hidrogen tambahan dapat diperoleh kembali dari uap air dengan menggunakan karbon monoksida melalui , terutama dengan katalis besi oksida. Reaksi ini juga merupakan sumber karbon dioksida industri yang umum:
- CO + H2O → CO2 + H2
Metode penting lainnya untuk produksi H meliputi oksidasi parsial hidrokarbon:
- 2 CH4 + O2 → 2 CO + 4 H2
dan reaksi karbon, yang dapat berfungsi sebagai awal untuk reaksi pergeseran atas:
- C + H2O → CO + H2
Hidrogen kadang-kadang diproduksi dan dikonsumsi dalam proses industri yang sama, tanpa dipisahkan. Dalam proses Haber untuk , hidrogen dihasilkan dari gas alam. Elektrolisis air garam untuk mendapatkan klorin juga menghasilkan hidrogen sebagai produk sampingan.
Termokimia
Terdapat lebih dari 200 daur termokimia yang dapat digunakan untuk , sebagian daur ini seperti , , , , dan masih dalam tahap penelitian dan fasa pengujian untuk menghasilkan hidrogen dan oksigen dari air dan panas tanpa menggunakan listrik. Sejumlah laboratorium (termasuk di Prancis, Jerman, Yunani, Jepang dan AS) sedang mengembangkan metode termokimia untuk menghasilkan hidrogen dari energi surya dan air.
Korosi anaerobik
Dalam kondisi anaerobik, besi dan baja paduan secara perlahan teroksidasi oleh proton dari air bersamaan dengan berkurangnya molekul hidrogen (H). Saat besi mengalami pertama kali akan terbentuk (karat hijau) dan dapat dijelaskan sesuai reaksi berikut:
- Fe + 2 H2O → Fe(OH)2 + H2
Pada gilirannya, di bawah kondisi anaerobik, (Fe(OH)) dapat dioksidasi oleh proton dari air untuk membentuk magnetit dan molekul hidrogen. Proses ini dijelaskan melalui :
- 3 Fe(OH)2 → Fe3O4 + 2 H2O + H2
- fero hidroksida → magnetit + air + hidrogen
Kristal magnetit (Fe) yang baik lebih stabil secara termodinamika daripada besi hidroksida (Fe(OH)).
Proses ini terjadi selama korosi anaerobik besi dan baja dalam air tanah dan dalam tanah pereduksi di bawah .
Keberadaan geologi: reaksi serpentinisasi
Dalam ketiadaan oksigen atmosfer (O), pada kondisi geologi dalam yang jauh dari atmosfer Bumi, hidrogen (H) diproduksi selama proses melalui oksidasi anaerobik oleh proton air (H+) dari fero (Fe2+) silikat yang ada dalam kisi kristal fayalit (Fe, olivin besi). Reaksi pembentukan magnetit (Fe), kuarsa (SiO) dan hidrogen (H) adalah sebagai berikut:
- 3 Fe(OH)2 → Fe3O4 + 2 H2O + H2
fayalit + alir → magnetit + kuasa + hidrogen
Reaksi ini mendekati yang teramati pada oksidasi anaerobik ketika terkena air.
Pembentukan dalam transformator
Dari semua pembentukan gas akibat adanya kesalahan pada transformator daya, hidrogen adalah yang paling umum dan dihasilkan di bawah kondisi kesalahan apapun; dengan demikian, pembentukan hidrogen merupakan indikasi awal dari masalah serius dalam siklus hidup transformator.
Pemurnian hidrogen
Pemurnian hidrogen adalah teknologi apa pun yang digunakan untuk memurnikan hidrogen. Pengotor dalam gas hidrogen bergantung pada sumber H2, misalnya minyak bumi, batu bara, elektrolisis, dll. Kemurnian yang dibutuhkan ditentukan oleh penggunaan gas hidrogen. Misalnya, hidrogen dengan kemurnian sangat tinggi diperlukan untuk aplikasi seperti sel bahan bakar membran pertukaran proton.
Metode suhu rendah
Pemurnian H 2 skala besar yang diproduksi di kilang minyak memanfaatkan titik didihnya yang sangat rendah, yaitu −253 °C. Sebagian besar pengotor memiliki titik didih jauh di atas suhu ini
Pemurni hidrogen membran paladium
Hidrogen dapat dimurnikan dengan melewati membran yang terdiri dari paladium dan perak. Permeabilitas paladium terhadap hidrogen ditemukan pada tahun 1860-an. Paduan dengan rasio sekitar 3:1 untuk Pd:Ag lebih kuat secara struktural daripada Pd murni, yang merupakan komponen aktif yang memungkinkan difusi selektif H 2 melaluinya. Difusi lebih cepat mendekati 300 °C. Metode ini telah digunakan untuk pemurnian hidrogen pada skala laboratorium, tetapi tidak dalam industri. Membran perak-paladium tidak stabil terhadap alkena dan senyawa yang mengandung sulfur.
Pembersih membran logam tipis dan padat bersifat kompak, relatif murah dan mudah digunakan.
Adsorpsi ayunan tekanan
Adsorpsi ayunan tekanan digunakan untuk menghilangkan karbon dioksida (CO 2 ) sebagai langkah terakhir dalam sintesis hidrogen komersial berskala besar. Adsorpsi ini juga dapat menghilangkan metana, karbon monoksida, nitrogen, uap air, dan dalam beberapa kasus, argon, dari hidrogen.
Aplikasi
Industri petrokimia
Sejumlah besar H2 diperlukan dalam industri petrokimia dan kimia. Penggunaan terbesar H2 adalah untuk memproses bahan bakar fosil dan dalam pembuatan ammonia. Konsumen utama dari H2 di kilang petrokimia meliputi , , dan (bahasa Inggris: hydrocracking). Banyak dari reaksi ini dapat diklasifikasikan sebagai hidrogenolisis, yaitu pemutusan ikatan dengan karbon. Berikut ini adalah ilustrasi pemisahan belerang dari bahan bakar fosil cair:
- R-S-R + 2 H2 → H2S + 2 RH
Hidrogenasi
Hidrogenasi adalah penambahan H2 ke dalam berbagai substrat yang dilakukan dalam skala besar. Hidrogenasi N2 untuk menghasilkan amonia dengan Proses Haber-Bosch menghabiskan beberapa persen anggaran energi di seluruh industri. Amonia yang dihasilkan digunakan untuk memasok sebagian besar protein yang dikonsumsi manusia. Hidrogenasi digunakan untuk mengubah lemak dan oli tak jenuh menjadi jenuh. Aplikasi utamanya adalah untuk produksi margarin. Methanol diproduksi melalui hidrogenasi karbon dioksida. Ini juga merupakan sumber hidrogen dalam pembuatan asam klorida. H2 juga digunakan sebagai reduktor untuk mengubah beberapa bijih menjadi logam.
Pendingin
Hidrogen banyak digunakan pada pembangkit listrik sebagai pendingin generator karena sejumlah sifatnya yang berhubungan langsung dengan struktur molekul diatomiknya yang ringan. Ini meliputi densitas rendah, rendah viskositasnya, serta mempunyai kapasitas "bahang" spesifik dan konduktivitas termal tertinggi di antara semua gas.
Pembawa energi
Hidrogen bukanlah sumber energi, kecuali dalam konteks hipotesis pembangkit listrik fusi nuklir komersial yang menggunakan deuterium ataupun tritium, sebuah teknologi yang perkembangannya masih sedikit. Energi Matahari berasal dari fusi nuklir hidrogen, namun proses ini sulit dikontrol di Bumi. Hidrogen dari cahaya Matahari, organisme biologi, ataupun dari sumber listrik menghabiskan lebih banyak energi dalam pembuatannya daripada pembakarannya. Hidrogen dapat dihasilkan dari sumber fosil (seperti metana) yang memerlukan lebih sedikit energi daripada energi hasil pembakarannya, namun sumber ini tidak dapat diperbaharui, dan lagipula metana dapat langsung digunakan sebagai sumber energi.
per volume pada hidrogen cair maupun hidrogen gas pada tekanan yang praktis secara signifikan lebih kecil daripada rapatan energi dari bahan bakar lainnya, walaupun rapatan energi per massa adalah lebih tinggi. Sekalipun demikian, hidrogen telah dibahas secara meluas dalam konteks energi sebagai pembawa energi. Sebagai contoh, CO2 yang diikuti dengan penangkapan dan penyimpanan karbon dapat dilakukan pada produksi H2 dari bahan bakar fosil. Hidrogen yang digunakan pada transportasi relatif lebih bersih dengan sedikit emisi NOx, tetapi tanpa emisi karbon. Namun, biaya infrastruktur yang diperlukan dalam membangun ekonomi hidrogen secara penuh sangatlah besar. Sel bahan bakar dapat mengubah hidrogen dan oksigen secara langsung menjadi listrik dengan lebih efisien daripada mesin pembakaran internal.
Industri semikonduktor
Hidrogen digunakan untuk menjenuhkan ikatan tak beraturan dalam dan yang membantu menstabilkan sifat materi. Ia juga donor elektron potential dalam berbagai materi oksida, termasuk ZnO, SnO, , MgO, ZrO, HfO, , , TiO, , , SiO, Al, Zirkon silikat (ZrSiO), , dan .
Penggunaan lain
Selain digunakan sebagai pereaksi, H2 memiliki penerapan yang luas dalam bidang fisika dan teknik. Ia digunakan sebagai di metode pengelasan seperti . H2 digunakan sebagai pendingin rotor di generator pembangkit listrik karena ia mempunyai konduktivitas termal yang paling tinggi di antara semua jenis gas. H2 cair digunakan di riset kriogenik yang meliputi kajian superkonduktivitas. Karena H2 lebih ringan dari udara, yang memiliki ⅟14 densitas udara, hidrogen pernah digunakan secara luas sebagai gas pengangkat pada kapal udara balon. Kedepan, dengan berkembangnya kendaraan fuel cell, permintaan dan pemanfaatan hidrogen diperkirakan akan meningkat.
Baru-baru ini hidrogen digunakan sebagai bahan campuran dengan nitrogen (kadang kala disebut ) sebagai untuk pendeteksian kebocoran gas yang kecil. Aplikasi ini dapat ditemukan di bidang otomotif, kimia, pembangkit listrik, kedirgantaraan, dan industri telekomunikasi. Hidrogen adalah zat aditif (E 949) yang diperbolehkan penggunaannya dalam uji coba kebocoran bungkusan makanan dan sebagai antioksidan.
Isotop hidrogen yang lebih langka juga memiliki aplikasi tersendiri. Deuterium (hidrogen-2) digunakan dalam reaktor CANDU sebagai moderator untuk memperlambat neutron. Senyawa deuterium juga memiliki aplikasi dalam bidang kimia dan biologi dalam kajian reaksi . Tritium (hidrogen-3) yang diproduksi oleh reaktor nuklir digunakan dalam produksi bom hidrogen, sebagai penanda isotopik dalam biosains, dan sebagai sumber radiasi di cat berpendar.
Suhu pada titik tripel hidrogen digunakan sebagai titik acuan dalam skala temperatur (International Temperature Scale of 1990) pada 13,8033 Kelvin.
Reaksi biologi
H2 adalah salah satu hasil produk dari beberapa jenis fermentasi anaerobik dan dihasilkan pula pada beberapa mikroorganisme, biasanya melalui reaksi yang dikatalisasi oleh enzim dehidrogenase yang mengandung besi atau nikel. Enzim-enzim ini mengkatalisasi reaksi redoks antara H2 dengan komponen dua proton dan dua elektronnya. Gas hidrogen dihasilkan pada transfer reduktor ekuivalen yang dihasilkan selama fermentasi piruvat menjadi air. Siklus alami produksi dan konsumsi hidrogen oleh organisme disebut siklus hidrogen. H2 terdapat dalam jumlah yang kecil di nafas manusia sehat. Ini hasil dari aktivitas metabolisme mikroorganisme yang mengandung hidrogenase di usus besar.
, yang mana air terurai menjadi komponen proton, elektron, dan oksigen, terjadi pada reaksi cahaya pada proses fotosintesis. Beberapa organisme meliputi ganggang dan cyanobacteria memiliki tahap kedua, yaitu , yang mana proton dan elektron direduksi menjadi gas H2 oleh hidrogenase tertentu di kloroplasnya. Beberapa usaha telah diambil untuk secara genetik memodifikasi hidrogenase cyanobacteria untuk secara efisien mensintesis gas H2 dibawah keberadaan oksigen. Usaha keras juga telah diambil dalam percobaan memodifikasi gen ganggang dan mengubahnya menjadi bioreaktor.
Wewanti keselamatan
Bahaya | |
---|---|
Piktogram GHS | ![]() |
Keterangan bahaya GHS | {{{value}}} |
Pernyataan bahaya GHS | H220 |
Langkah perlindungan GHS | P202, P210, P271, P403, P377, P381 |
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa). | |
Referensi | |
Hidrogen mendatangkan beberapa bahaya kesehatan pada manusia, mulai dari potensi ledakan dan kebakaran ketika tercampur dengan udara, sampai dengan sifatnya yang menyebabkan asfiksia pada keadaan murni tanpa oksigen. Selain itu, hidrogen cair adalah kriogen dan sangat berbahaya oleh karena suhunya yang sangat rendah. Hidrogen larut dalam beberapa logam dan selain berpotensi kebocoran, juga dapat menyebabkan . Gas hidrogen yang mengalami kebocoran dapat menyala dengan spontan. Selain itu api hidrogen sangat panas, namun hampir tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, sehingga dapat menyebabkan kasus kebakaran yang tak terduga.
Data wewanti keselamatan hidrogen dapat dikacaukan oleh beberapa sebab. Sifat-sifat fisika dan kimia hidrogen sangat bergantung pada nisbah yang memerlukan beberapa hari untuk mencapai kesetimbangan (biasanya data yang diberikan merupakan data pada saat hidrogen mencapai kesetimbangan). Parameter ledakan hidrogen, seperti tekanan dan temperatur kritis ledakan sangat bergantung pada geometri wadah penampung hidrogen.
Catatan
- bahasa Indonesia: sma (satuan massa atom), bahasa Inggris: amu (atomic mass unit)
- Massa alam semesta yang dimaksud adalah massa barionik. Namun, sebagian besar massa alam semesta tidak berada dalam bentuk barion atau unsur kimia. Lihat materi gelap dan energi gelap.
- 286 kjJmol: energi per mol bahan yang terbakar (molekul hidrogen)
Lihat pula
- Hidrogen cair
- Antihidrogen
- Bahan bakar hidrogen
- Kendaraan hidrogen
Referensi
- (Indonesia) "Hidrogen". KBBI Daring. Diakses tanggal 17 Juli 2022.
- Wiberg, Egon; Wiberg, Nils; Holleman, Arnold Frederick (2001). Inorganic chemistry. Academic Press. hlm. 240. ISBN 0123526515. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
- Magnetic susceptibility of the elements and inorganic compounds (PDF) (Edisi 81). CRC Press.
- Weast, Robert (1984). CRC, Handbook of Chemistry and Physics. Boca Raton, Florida: Chemical Rubber Company Publishing. hlm. E110. ISBN 978-0-8493-0464-4.
- "Hydrogen". Van Nostrand's Encyclopedia of Chemistry. Wylie-Interscience. 2005. hlm. 797–799. ISBN 0-471-61525-0.
- Emsley, John (2001). Nature's Building Blocks. Oxford: Oxford University Press. hlm. 183–191. ISBN 0-19-850341-5.
- Stwertka, Albert (1996). A Guide to the Elements. Oxford University Press. hlm. 16–21. ISBN 0-19-508083-1.
- Palmer, David (13 November, 1997). "Hydrogen in the Universe". NASA. Diarsipkan dari asli tanggal 2014-10-29. Diakses tanggal 05-02-2008. ;
- Staff (2007). "Hydrogen Basics — Production". Florida Solar Energy Center. Diarsipkan dari asli tanggal 2008-02-18. Diakses tanggal 05-02-2008. ;
- Rogers, H. C. (1999). "Hydrogen Embrittlement of Metals". Science. 159 (3819): 1057–1064. doi:10.1126/science.159.3819.1057. ;
- Christensen, C. H. (9 Juli, 2005). "Making society independent of fossil fuels — Danish researchers reveal new technology". Technical University of Denmark. Diarsipkan dari asli tanggal 2010-01-07. Diakses tanggal 28-03-2008. ; ;
- Takeshita, T. (1974). "Hydrogen solubility in 1:5 compounds between yttrium or thorium and nickel or cobalt". Inorganic Chemistry. 13 (9): 2282–2283. doi:10.1021/ic50139a050. ; ;
- Kirchheim, R. (1988). "Hydrogen in amorphous and nanocrystalline metals". Materials Science and Engineering. 99: 457–462. doi:10.1016/0025-5416(88)90377-1. Diakses tanggal 28-03-2008. ;
- Kirchheim, R. (1988). "Hydrogen solubility and diffusivity in defective and amorphous metals". Progress in Materials Science. 32 (4): 262–325. doi:10.1016/0079-6425(88)90010-2. Diakses tanggal 28-03-2008.
- Carcassi, M. N. (Juni 2005). "Deflagrations of H2–air and CH4–air lean mixtures in a vented multi-compartment environment". Energy. 30 (8): 1439–1451. doi:10.1016/j.energy.2004.02.012. ; ;
- National Academy of Engineering, National Academy of Sciences (2004). The Hydrogen Economy: Opportunities, Costs,. National Academies Press. hlm. p. 240. ISBN 0-309-09163-2.
- Patnaik, P. (2007). A Comprehensive Guide to the Hazardous Properties of Chemical Substances. Wiley-Interscience. hlm. 402. ISBN 978-0-471-71458-3.
- Carcassi, M. N.; Fineschi, F. (2005). "Deflagrations of H2–air and CH4–air lean mixtures in a vented multi-compartment environment". Energy. 30 (8): 1439–1451. doi:10.1016/j.energy.2004.02.012.
- Schefer, E. W.; Kulatilaka, W. D.; Patterson, B. D.; Settersten, T. B. (June 2009). "Visible emission of hydrogen flames". Combustion and Flame. 156 (6): 1234–1241. doi:10.1016/j.combustflame.2009.01.011. Diarsipkan dari asli tanggal 2021-01-29. Diakses tanggal 2020-10-10.
- Dziadecki, John (2005). "Hindenburg Hydrogen Fire". Diarsipkan dari asli tanggal 2007-02-21. Diakses tanggal 16-01-2007. ;
- Werthmüller, Andreas. "The Hindenburg Disaster". Swiss Hydrogen Association. Diarsipkan dari asli tanggal 2008-02-10. Diakses tanggal 05-02-2008. ;
- Lide, David R., ed. (2006). CRC Handbook of Chemistry and Physics (Edisi 87). Boca Raton, Florida: CRC Press. ISBN 0-8493-0487-3.
- Clayton, Donald D. (2003). Handbook of Isotopes in the Cosmos: Hydrogen to Gallium. Cambridge University Press. ISBN 0521823811.
- Millar, Tom (10 Desember, 2003). "Lecture 7, Emission Lines — Examples". PH-3009 (P507/P706/M324) Interstellar Physics. University of Manchester. Diarsipkan dari asli tanggal 2011-11-16. Diakses tanggal 05-02-2008. ;
- Stern, David P. (16-05-2005). "The Atomic Nucleus and Bohr's Early Model of the Atom". NASA Goddard Space Flight Center. Diarsipkan dari asli tanggal 2007-08-20. Diakses tanggal 20-12-2007. ;
- Stern, David P. (13-02-2005). "Wave Mechanics". NASA Goddard Space Flight Center. Diarsipkan dari asli tanggal 2008-05-13. Diakses tanggal 16-04-2008. ;
- Staff (2003). "Hydrogen (H2) Properties, Uses, Applications: Hydrogen Gas and Liquid Hydrogen". Universal Industrial Gases, Inc. Diarsipkan dari asli tanggal 2008-02-19. Diakses tanggal 05-02-2008. ;
- Tikhonov, Vladimir I. (2002). "Separation of Water into Its Ortho and Para Isomers". Science. 296 (5577): 2363. doi:10.1126/science.1069513. ; ;
- Hritz, James (Maret 2006). "CH. 6 - Hydrogen" (PDF). NASA Glenn Research Center Glenn Safety Manual, Document GRC-MQSA.001. NASA. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2004-10-20. Diakses tanggal 05-02-2008. ;
- Shinitzky, Meir; Elitzur, Avshalom C. (30-05-2006). "Ortho-para spin isomers of the protons in the methylene group". Chirality. 18 (9). Rehovot, Israel: Weizmann Institute of Science: 754–756. doi:10.1002/chir.20319. Diakses tanggal 25-03-2008. [pranala nonaktif permanen]
- Milenko, Yu. Ya. (1997). "Natural ortho-para conversion rate in liquid and gaseous hydrogen". Journal of Low Temperature Physics. 107 (1–2): 77–92. doi:10.1007/BF02396837. ; ;
- Svadlenak, R. Eldo (1957). "The Conversion of Ortho- to Parahydrogen on Iron Oxide-Zinc Oxide Catalysts". Journal of the American Chemical Society. 79 (20): 5385–5388. doi:10.1021/ja01577a013.
- McCall Group, Oka Group (22 April, 2005). "H3+ Resource Center". Universities of Illinois and Chicago. Diarsipkan dari asli tanggal 2007-10-11. Diakses tanggal 05-02-2008. ;
- Clark, Jim (2002). "The Acidity of the Hydrogen Halides". Chemguide. Diarsipkan dari asli tanggal 2012-05-31. Diakses tanggal 09-03-2008. ;
- Kimball, John W. (07-08-2003). "Hydrogen". Kimball's Biology Pages. Diarsipkan dari asli tanggal 2008-03-04. Diakses tanggal 04-03-2008. ;
- IUPAC Compendium of Chemical Terminology, Electronic version, Hydrogen Bond
- Sandrock, Gary (02-05-2002). "Metal-Hydrogen Systems". Sandia National Laboratories. Diarsipkan dari asli tanggal 2012-12-24. Diakses tanggal 23-03-2008. ;
- "Structure and Nomenclature of Hydrocarbons". Purdue University. Diarsipkan dari asli tanggal 2020-05-10. Diakses tanggal 23-03-2008. ;
- "Organic Chemistry". Dictionary.com. Lexico Publishing Group. 2008. Diarsipkan dari asli tanggal 2015-09-24. Diakses tanggal 23-03-2008. ;
- "Biochemistry". Dictionary.com. Lexico Publishing Group. 2008. Diarsipkan dari asli tanggal 2012-12-16. Diakses tanggal 23-03-2008. ;
- Miessler, Gary L. (2003). Inorganic Chemistry (Edisi 3rd edition). Prentice Hall. ISBN 0130354716. ;
- Rogers, H. C. (1999). "Hydrogen Embrittlement of Metals". Science. 159 (3819): 1057–1064. Bibcode:1968Sci...159.1057R. doi:10.1126/science.159.3819.1057. PMID 17775040. 19429952.
- Christensen, C. H.; Nørskov, J. K.; Johannessen, T. (9 July 2005). "Making society independent of fossil fuels – Danish researchers reveal new technology". . Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 21 May 2015. Diakses tanggal 19 May 2015.
- Moers, Kurt (1920). "Investigations on the Salt Character of Lithium Hydride". Zeitschrift für Anorganische und Allgemeine Chemie. 113 (191): 179–228. doi:10.1002/zaac.19201130116.
- Downs, Anthony J. (1994). "The hydrides of aluminium, gallium, indium, and thallium: a re-evaluation". Chemical Society Reviews. 23: 175–184. doi:10.1039/CS9942300175.
- Hibbs, David E. (1999). "A remarkably stable indium trihydride complex: synthesis and characterisation of [InH3{P(C6H11)3}]". Chemical Communications: 185–186. doi:10.1039/a809279f.
- Miessler, G. L.; Tarr, D. A. (2003). Inorganic Chemistry (Edisi 3rd). Prentice Hall. ISBN 978-0-13-035471-6.
- Okumura, Anthony M. (1990). "Infrared spectra of the solvated hydronium ion: vibrational predissociation spectroscopy of mass-selected H3O+•(H2O)n•(H2)m". Journal of Physical Chemistry. 94 (9): 3416–3427. doi:10.1021/j100372a014. ; ;
- Perdoncin, Giulio (1977). "Protonation Equilibria in Water at Several Temperatures of Alcohols, Ethers, Acetone, Dimethyl Sulfide, and Dimethyl Sulfoxide". Journal of the American Chemical Society. 99 (21): 6983–6986. doi:10.1021/ja00463a035. ; ;
- Carrington, Alan (1989). "The infrared predissociation spectrum of triatomic hydrogen cation (H3+)". Accounts of Chemical Research. 22 (6): 218–222. doi:10.1021/ar00162a004. ; ;
- "NASA/TM—2002-211915 : Solid Hydrogen Experiments for Atomic Propellants" (PDF). Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 27 September 2011. Diakses tanggal 27 September 2011.
- "Hydrogen". mysite.du.edu. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 18 April 2009. Diakses tanggal 20 April 2008.
- Gurov, Yu. B. (2004). "Spectroscopy of superheavy hydrogen isotopes in stopped-pion absorption by nuclei". Physics of Atomic Nuclei. 68 (3): 491–97. doi:10.1134/1.1891200.
- Korsheninnikov, A. A.; et al. (2003). "Experimental Evidence for the Existence of 7H and for a Specific Structure of 8He". Physical Review Letters. 90 (8): 082501. doi:10.1103/PhysRevLett.90.082501.
- Urey, Harold C. (1933). "Names for the Hydrogen Isotopes". Science. 78 (2035): 602–603. Diarsipkan dari asli tanggal 2009-02-12. Diakses tanggal 20-02-2008. ; ;
- Oda, Y (1992). "1H NMR studies of deuterated ribonuclease HI selectively labeled with protonated amino acids". Journal of Biomolecular NMR. 2 (2): 137–47. Diakses tanggal 12-02-2008. ;
- Broad, William J. (11 November, 1991). "Breakthrough in Nuclear Fusion Offers Hope for Power of Future". The New York Times. Diarsipkan dari asli tanggal 2008-05-24. Diakses tanggal 12-02-2008. ;
- Staff (15 November, 2007). "Tritium". U.S. Environmental Protection Agency. Diarsipkan dari asli tanggal 2008-01-02. Diakses tanggal 12-02-2008. ;
- Nave, C. R. (2006). "Deuterium-Tritium Fusion". HyperPhysics. Georgia State University. Diarsipkan dari asli tanggal 2008-03-16. Diakses tanggal 08-03-2008. ;
- Kendall, Carol (1998). "Fundamentals of Isotope Geochemistry". US Geological Survey. Diakses pada 8 Maret 2008.
- "The Tritium Laboratory". University of Miami. 2008. Diarsipkan dari asli tanggal 2008-02-28. Diakses tanggal 08-03-2008. ;
- Holte, Aurali E.; Houck, Marilyn A.; Collie, Nathan L. (). "Potential Role of Parasitism in the Evolution of Mutualism in Astigmatid Mites". Experimental and Applied Acarology. 25 (2). Lubbock: Texas Tech University: 97–107. doi:10.1023/A:1010655610575. Diakses tanggal 08-03-2008. [pranala nonaktif permanen]
- Krogt, Peter van der (5 Mei, 2005). "Hydrogen". Elementymology & Elements Multidict. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-04-24. Diakses tanggal 20-02-2008. ;
- § IR-3.3.2, Provisional Recommendations, Nomenclature of Inorganic Chemistry, Chemical Nomenclature and Structure Representation Division, IUPAC. Accessed on line , 2007.
- IUPAC (1997). "Muonium". Dalam A.D. McNaught, A. Wilkinson (ed.). Compendium of Chemical Terminology (Edisi 2nd). . doi:10.1351/goldbook.M04069. ISBN 978-0-86542-684-9. Diarsipkan dari asli tanggal 2008-03-13. Diakses tanggal 2020-10-26.
- W.H. Koppenol; IUPAC (2001). "Names for muonium and hydrogen atoms and their ions" (PDF). Pure and Applied Chemistry. 73 (2): 377–380. doi:10.1351/pac200173020377. 97138983. Diarsipkan (PDF) dari versi aslinya tanggal 14 May 2011. Diakses tanggal 15 November 2016.
- Gagnon, Steve. "Hydrogen". Jefferson Lab. Diarsipkan dari asli tanggal 2008-04-10. Diakses tanggal 05-02-2008. ;
- Haubold, Hans (15 November, 2007). "Solar Thermonuclear Energy Generation". Columbia University. Diarsipkan dari asli tanggal 2006-03-10. Diakses tanggal 12-02-2008. ; ;
- Storrie-Lombardi, Lisa J. (2000). "Surveys for z > 3 Damped Lyman-alpha Absorption Systems: the Evolution of Neutral Gas". Astrophysical Journal. 543: 552–576. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-05-21. Diakses tanggal 05-02-2008. ; ;
- Dresselhaus, Mildred; et al. (15 Mei, 2003). "Basic Research Needs for the Hydrogen Economy" (PDF). Argonne National Laboratory, U.S. Department of Energy, Office of Science Laboratory. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2008-02-13. Diakses tanggal 05-02-2008. ; ;
- Berger, Wolfgang H. (15 November, 2007). "The Future of Methane". University of California, San Diego. Diarsipkan dari asli tanggal 2020-04-16. Diakses tanggal 12-02-2008. ;
- McCall Group; Oka Group (22 April 2005), H3+ Resource Center, Universities of Illinois and Chicago, diarsipkan dari asli tanggal 2007-10-11, diakses tanggal 5 Februari 2008
- Helm, H.; et al., Coupling of Bound States to Continuum States in Neutral Triatomic Hydrogen (PDF), Germany: Department of Molecular and Optical Physics, University of Freiburg, diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2016-06-16, diakses tanggal 2016-01-06 ;
- Andrews, A. C. (1968). "Oxygen". Dalam Clifford A. Hampel (ed.). The Encyclopedia of the Chemical Elements. New York: Reinhold Book Corporation. hlm. 272. LCCN 68-29938.
- Winter, Mark (2007). "Hydrogen: historical information". WebElements Ltd. Diarsipkan dari asli tanggal 2008-04-10. Diakses tanggal 05-02-2008. ;
- National Electrical Manufacturers Association (1946), A chronological history of electrical development from 600 B.C., hlm. 102
- "NTS-2 Nickel-Hydrogen Battery Performance 31". Aiaa.org. Diakses 6 April 2009.
- Jannette, A.G.; Hojnicki, J.S.; McKissock, D.B.; Fincannon, J.; Kerslake, T.W.; Rodriguez, C.D. (July 2002), "Validation of international space station electrical performance model via on-orbit telemetry" (PDF), IECEC '02. 2002 37th Intersociety Energy Conversion Engineering Conference, 2002: 45–50, doi:10.1109/IECEC.2002.1391972, ISBN 0-7803-7296-4, diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2010-05-14, diakses tanggal 11 November 2011
- Anderson, P.M.; Coyne, J.W. (2002), "A lightweight high reliability single battery power system for interplanetary spacecraft", Aerospace Conference Proceedings, 5–2433, 5, doi:10.1109/AERO.2002.1035418, ISBN 0-7803-7231-X
- "Mars Global Surveyor". Astronautix.com. Diakses 6 April 2009
- Lori Tyahla, ed. (7 May 2009). "Hubble servicing mission 4 essentials". NASA. Diakses 19 May 2015.
- Hendrix, Susan (25 November 2008). Lori Tyahla, ed. "Extending Hubble's mission life with new batteries". NASA. Retrieved 19 May 2015
- Crepeau, Bob (01-01-2006). "Niels Bohr: The Atomic Model". Great Scientific Minds. Great Neck Publishing. ISBN 1-4298-0723-7. Diakses tanggal 13-04-2008.
- Berman, R. (1956). "Cryogenics". Annual Review of Physical Chemistry. 7: 1–20. doi:10.1146/annurev.pc.07.100156.000245.
- Charlton, Mike; Van Der Werf, Dirk Peter (1 March 2015). "Advances in antihydrogen physics". Science Progress. 98 (1): 34–62. doi:10.3184/003685015X14234978376369.
- Kellerbauer, Alban (29 January 2015). "Why Antimatter Matters". European Review. 23 (01): 45–56. doi:10.1017/S1062798714000532.
- Thomassen, Magnus. "Cost reduction and performance increase of PEM electrolysers" (PDF). fch.europa.eu. FCH JU. Diarsipkan (PDF) dari versi aslinya tanggal 17 April 2018. Diakses tanggal 22 April 2018.
- Kruse, B.; Grinna, S.; Buch, C. (2002). "Hydrogen Status og Muligheter" (PDF). Bellona. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2008-02-16. Diakses tanggal 12 February 2008.
- Venere, E. (15 May 2007). "New process generates hydrogen from aluminum alloy to run engines, fuel cells". Purdue University. Diarsipkan dari asli tanggal 2008-02-01. Diakses tanggal 5 February 2008.
- Kruse, Bjørnar. "Hydrogen Status og muligheter" (PDF). bellona.org/. Bellona Norway. Diarsipkan (PDF) dari versi aslinya tanggal 22 April 2018. Diakses tanggal 22 April 2018.
- Oxtoby, D. W. (2002). Principles of Modern Chemistry (Edisi 5th). Thomson Brooks/Cole. ISBN 0-03-035373-4.
- Press, Roman J.; Santhanam, K. S. V.; Miri, Massoud J.; Bailey, Alla V.; Takacs, Gerald A. (2008). Introduction to hydrogen Technology. John Wiley & Sons. hlm. 249. ISBN 978-0-471-77985-8.
- "Hydrogen Properties, Uses, Applications". Universal Industrial Gases, Inc. 2007. Diarsipkan dari asli tanggal 2008-02-19. Diakses tanggal 11 March 2008.
- Funderburg, E. (2008). "Why Are Nitrogen Prices So High?". The Samuel Roberts Noble Foundation. Diarsipkan dari asli tanggal 2013-05-21. Diakses tanggal 11 March 2008.
- Lees, A. (2007). "Chemicals from salt". BBC. Diarsipkan dari asli tanggal 2007-10-26. Diakses tanggal 11 March 2008.
- Weimer, Al (25 May 2005). "Development of solar-powered thermochemical production of hydrogen from water" (PDF). Solar Thermochemical Hydrogen Generation Project. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2012-10-27. Diakses tanggal 2016-01-07.
- Perret, R. "Development of Solar-Powered Thermochemical Production of Hydrogen from Water, DOE Hydrogen Program, 2007" (PDF). Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2012-10-27. Diakses tanggal 17 May 2008.
- Hirschler, M. M. (2000). Electrical Insulating Materials: International Issues. ASTM International. hlm. 89–. ISBN 978-0-8031-2613-8. Diakses tanggal 13 July 2012.
- Smil, Vaclav (2004). Enriching the Earth: Fritz Haber, Carl Bosch, and the Transformation of World Food Production (Edisi 1st). Cambridge, MA: MIT. ISBN 9780262693134.
- Chemistry Operations (2003-12-15). "Hydrogen". Los Alamos National Laboratory. Diarsipkan dari asli tanggal 2010-01-11. Diakses tanggal 2008-02-05.
- McCarthy, John (1995-12-31). "Hydrogen". Stanford University. Diarsipkan dari asli tanggal 2012-05-23. Diakses tanggal 2008-03-14.
- "Nuclear Fusion Power". World Nuclear Association. May 2007. Diarsipkan dari asli tanggal 2012-12-25. Diakses tanggal 2008-03-16.
- "Chapter 13: Nuclear Energy — Fission and Fusion". Energy Story. California Energy Commission. 2006. Diarsipkan dari asli tanggal 2012-12-24. Diakses tanggal 2008-03-14.
- "DOE Seeks Applicants for Solicitation on the Employment Effects of a Transition to a Hydrogen Economy". Hydrogen Program (Press release). US Department of Energy. 2006-03-22. Diarsipkan dari asli tanggal 2011-07-19. Diakses tanggal 2008-03-16. "Salinan arsip". Diarsipkan dari asli tanggal 2011-07-19. Diakses tanggal 2008-04-20.
- "Carbon Capture Strategy Could Lead to Emission-Free Cars" (Press release). Georgia Tech. 2008-02-11. Diarsipkan dari asli tanggal 2008-03-28. Diakses tanggal 2008-03-16.
- Heffel, James W. (). "NOx emission and performance data for a hydrogen fueled internal combustion engine at 1500 rpm using exhaust gas recirculation". International Journal of Hydrogen Energy. 28 (8). Riverside, CA: University of California: 901–908. doi:10.1016/S0360-3199(02)00157-X. Diarsipkan dari asli tanggal 2008-12-02. Diakses tanggal 2008-03-16. ;
- See Romm, Joseph J. (2004). The Hype About Hydrogen: Fact And Fiction In The Race To Save The Climate (Edisi 1st edition). Island Press. ISBN 155963703X.
- Garbak, John (2011). "VIII.0 Technology Validation Sub-Program Overview" (PDF). DOE Fuel Cell Technologies Program, FY 2010 Annual Progress Report. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 24 September 2015. Diakses tanggal 20 May 2015.
- Le Comber, P. G.; Jones, D. I.; Spear, W. E. (1977). "Hall effect and impurity conduction in substitutionally doped amorphous silicon". Philosophical Magazine. 35 (5): 1173–1187. Bibcode:1977PMag...35.1173C. doi:10.1080/14786437708232943.
- Van de Walle, C.G. (2000). "Hydrogen as a cause of doping in zinc oxide". Physical Review Letters. 85 (5): 1012–1015. Bibcode:2000PhRvL..85.1012V. doi:10.1103/PhysRevLett.85.1012. PMID 10991462.
- Janotti, A.; Van De Walle, C.G. (2007). "Hydrogen multicentre bonds". Nature Materials. 6 (1): 44–47. Bibcode:2007NatMa...6...44J. doi:10.1038/nmat1795. PMID 17143265.
- Kilic, C.; Zunger, Alex (2002). "n-type doping of oxides by hydrogen". Applied Physics Letters. 81 (1): 73–75. Bibcode:2002ApPhL..81...73K. doi:10.1063/1.1482783.
- Peacock, P. W.; Robertson, J. (2003). "Behavior of hydrogen in high dielectric constant oxide gate insulators". Applied Physics Letters. 83 (10): 2025–2027. Bibcode:2003ApPhL..83.2025P. doi:10.1063/1.1609245.
- Durgutlu, Ahmet (2003-10-27). "Experimental investigation of the effect of hydrogen in argon as a shielding gas on TIG welding of austenitic stainless steel". ScienceDirect. 25 (1). Ankara, Turkey: Gazi University: 19–23. doi:10.1016/j.matdes.2003.07.004. Diarsipkan dari asli tanggal 2008-04-18. Diakses tanggal 2008-04-06.
- "Atomic Hydrogen Welding". Specialty Welds. 2007. Diarsipkan dari asli tanggal 2011-07-16.
- Hardy, Walter N. (2003-03-19). "From H2 to cryogenic H masers to HiTc superconductors: An unlikely but rewarding path". Physica C: Superconductivity. 388–389. Vancouver, Canada: University of British Columbia: 1–6. doi:10.1016/S0921-4534(02)02591-1. Diarsipkan dari asli tanggal 2008-12-01. Diakses tanggal 2008-03-25.
- Barnes, Matthew (2004). "LZ-129, Hindenburg". The Great Zeppelins. Diarsipkan dari asli tanggal 2012-12-24. Diakses tanggal 2008-03-18.
- Veza, Ibham; Idris, Muhammad; Fattah, Islam Md Rizwanul (2022-06-08). "Circular economy, energy transition, and role of hydrogen". Mechanical Engineering for Society and Industry (dalam bahasa Inggris). 2 (2): 54–56. doi:10.31603/mesi.7134. ISSN 2798-5245. Diarsipkan dari asli tanggal 2022-07-11. Diakses tanggal 2022-07-08.
- Block, Matthias (). "Hydrogen as Tracer Gas for Leak Detection". 16th WCNDT 2004. Montreal, Canada: Sensistor Technologies. Diarsipkan dari asli tanggal 2018-11-21. Diakses tanggal 2008-03-25. ; ;
- "Report from the Commission on Dietary Food Additive Intake" (PDF). European Union. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2012-10-25. Diakses tanggal 2008-02-05.
- Reinsch, J (October 1980). "The deuterium isotope effect upon the reaction of fatty acyl-CoA dehydrogenase and butyryl-CoA". J. Biol. Chem. 255 (19): 9093–97. Diarsipkan dari asli tanggal 2008-04-15. Diakses tanggal 2008-03-24. ;
- Bergeron, Kenneth D. (Jan–Feb 2004). "The Death of no-dual-use". Bulletin of the Atomic Scientists. 60 (1). Educational Foundation for Nuclear Science, Inc.: 15. Diarsipkan dari asli tanggal 2008-04-19. Diakses tanggal 2008-04-13.
- Quigg, Catherine T. (March 1984). "Tritium Warning". Bulletin of the Atomic Scientists. 40 (3). Chicago: 56–57. ISSN 0096-3402. Diakses tanggal 2008-04-15.
- "International Temperature Scale of 1990" (PDF). Procès-Verbaux du Comité International des Poids et Mesures. 1989. hlm. T23 – T42. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2017-06-29. Diakses tanggal 2008-03-25. ;
- Cammack, Richard (2001). Hydrogen as a Fuel: Learning from Nature. Taylor & Francis Ltd. ISBN 0415242428.
- Rhee, T. S.; Brenninkmeijer, C. A. M.; Röckmann, T. (19 May 2006). "The overwhelming role of soils in the global atmospheric hydrogen cycle" (PDF). Atmospheric Chemistry and Physics. 6 (6): 1611–1625. doi:10.5194/acp-6-1611-2006. Diarsipkan (PDF) dari versi aslinya tanggal 24 August 2019. Diakses tanggal 24 August 2019. Pemeliharaan CS1: DOI bebas tanpa ditandai ()
- Eisenmann, Alexander; Amann, Anton; Said, Michael; Datta, Bettina; Ledochowski, Maximilian (2008). "Implementation and interpretation of hydrogen breath tests". Journal of Breath Research. 2 (4): 046002. Bibcode:2008JBR.....2d6002E. doi:10.1088/1752-7155/2/4/046002. PMID 21386189.
- Kruse, O. (2005). "Improved photobiological H2 production in engineered green algal cells". The Journal of Biological Chemistry. 280 (40): 34170–7. doi:10.1074/jbc.M503840200. Pemeliharaan CS1: DOI bebas tanpa ditandai ()
- Smith, H. O. (2005). "IV.E.6 Hydrogen from Water in a Novel Recombinant Oxygen-Tolerant Cyanobacteria System" (PDF). FY2005 Progress Report. United States Department of Energy. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2012-10-25. Diakses tanggal 2008-02-05. ;
- Williams, Chris (2006-02-24). "Pond life: the future of energy". Science. The Register. Diarsipkan dari asli tanggal 2012-11-01. Diakses tanggal 2008-03-24.
- "MyChem: Chemical" (PDF). Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 1 October 2018. Diakses tanggal 1 October 2018.
- Smith, H. O. (1997). "Safety Standard for Hydrogen and Hydrogen Systems" (PDF). NASA. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2012-12-24. Diakses tanggal 2008-02-05. ; ;
- "Liquid Hydrogen MSDS" (PDF). Praxair, Inc. September 2004. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2008-05-27. Diakses tanggal 2008-04-16.
- "'Bugs' and hydrogen embrittlement". Science News. 128 (3). Washington D.C.: 41 1985-07-20. ISSN 0036-8423. Diakses tanggal 2008-04-16.
- "Hydrogen Safety". Humboldt State University. Diarsipkan dari asli tanggal 2008-02-17. Diakses tanggal 2008-03-15.
Bacaan lebih lanjut
- (1989). "Chart of the Nuclides". Fourteenth Edition. General Electric Company.
- Ferreira-Aparicio, P (2005). "New Trends in Reforming Technologies: from Hydrogen Industrial Plants to Multifuel Microreformers". Catalysis Reviews. 47: 491–588.
- Newton, David E. (1994). The Chemical Elements. New York, NY: Franklin Watts. ISBN 0-531-12501-7.
- Rigden, John S. (2002). Hydrogen: The Essential Element. Cambridge, MA: Harvard University Press. ISBN 0-531-12501-7.
- Romm, Joseph, J. (2004). , Fact and Fiction in the Race to Save the Climate. Island Press. ISBN 1-55963-703-X. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link) Author interview Diarsipkan 2010-01-04 di Wayback Machine. at Global Public Media.
- Stwertka, Albert (2002). A Guide to the Elements. New York, NY: Oxford University Press. ISBN 0-19-515027-9.
Pranala luar


- (Inggris) WebElements.com - Hidrogen
- (Inggris) EnvironmentalChemistry.com - Hidrogen
- (Inggris) It's Elemental - Hidrogen
- (Inggris) Table of Nuclides - Hidrogen Diarsipkan 2004-04-07 di Wayback Machine.
- (Inggris) The Truth About Hydrogen; Popular Mechanics Diarsipkan 2007-05-22 di Wayback Machine.
- (Inggris) Basic Hydrogen Calculations of Quantum Mechanics
- (Inggris) National Hydrogen Association
- (Inggris) Hydrogen phase diagram
- (Inggris) RIKEN Beam Science Laboratory, Japan — Heavy hydrogen research Diarsipkan 2007-08-03 di Wayback Machine.
- (Inggris) Wavefunction of hydrogen
- (Inggris) Zinc Powder Will Drive your Hydrogen Car
Penulis: www.NiNa.Az
Tanggal publikasi:
wikipedia, wiki, buku, buku, perpustakaan, artikel, baca, unduh, gratis, unduh gratis, mp3, video, mp4, 3gp, jpg, jpeg, gif, png, gambar, musik, lagu, film, buku, permainan, permainan, ponsel, telepon, android, iOS, apel, ponsel, samsung, iPhone, xiomi, xiaomi, redmi, kehormatan, oppo, nokia, sonya, mi, pc, web, komputer
Hidrogen bahasa Latin hydrogenium bahasa Inggris hydrogen yang juga disebut zat air adalah unsur kimia dengan lambang H dan nomor atom 1 Pada suhu dan tekanan standar hidrogen tidak berwarna tidak berbau bersifat non logam bervalensi tunggal dan merupakan gas diatomik yang sangat mudah terbakar Dengan massa atom 1 00794 amu hidrogen adalah unsur teringan di dunia 1HHidrogenGas hidrogen dalamGaris spektrum hidrogenSifat umumPengucapan hidrogen Penampilangas tak berwarna dengan nyala ungu dalam keadaan plasmaHidrogen dalam tabel periodik1H Hidrogen Helium Lithium Berilium Boron Karbon Nitrogen Oksigen Fluor Neon Natrium Magnesium Aluminium Silikon Fosfor Sulfur Argon Potasium Kalsium Skandium Titanium Vanadium Chromium Mangan Besi Cobalt Nikel Tembaga Seng Gallium Germanium Arsen Bromin Kripton Rubidium Strontium Yttrium Zirconium Niobium Molybdenum Technetium Ruthenium Rhodium Palladium Silver Cadmium Indium Tin Antimony Tellurium Iodine Xenon Caesium Barium Lanthanum Cerium Praseodymium Neodymium Promethium Samarium Europium Gadolinium Terbium Dysprosium Holmium Erbium Thulium Ytterbium Lutetium Hafnium Tantalum Tungsten Rhenium Osmium Iridium Platinum Gold Mercury element Thallium Lead Bismuth Polonium Astatine Radon Francium Radium Actinium Thorium Protactinium Uranium Neptunium Plutonium Americium Curium Berkelium Californium Einsteinium Fermium Mendelevium Nobelium Lawrencium Rutherfordium Dubnium Seaborgium Bohrium Hassium Meitnerium Darmstadtium Roentgenium Copernicium Nihonium Flerovium Moscovium Livermorium Tennessine Oganesson H Li hidrogen helium Lihat bagan navigasi yang diperbesarNomor atom Z 1Golongangolongan 1Periodeperiode 1Blokblok sKategori unsur nonlogam diatomikBerat atom standar Ar 1 00784 1 00811 1 0080 0 0002 diringkas Konfigurasi elektron1s1Elektron per kelopak1Sifat fisikWarnatak berwarnaFase pada STS 0 C dan 101 325 kPa gasTitik lebur H2 13 99 K 259 16 C 434 49 F Titik didih H2 20 271 K 252 879 C 423 182 F Kerapatan pada STS 0 08988 g Lsaat cair pada t l 0 07 g cm3 padat 0 0763 g cm3 Titik tripel13 8033 K 7 041 kPaTitik kritis32 938 K 1 2858 MPaKalor peleburan H2 0 117 kJ molKalor penguapan H2 0 904 kJ molKapasitas kalor molar H2 28 836 J mol K Tekanan uapP Pa 1 10 100 1 k 10 k 100 k pada T K 15 20Sifat atomBilangan oksidasi 1 1 oksida amfoter ElektronegativitasSkala Pauling 2 20Energi ionisasike 1 1312 0 kJ molJari jari atomempiris 25 pm perhitungan 53 pmJari jari kovalen31 5 pmJari jari van der Waals120 pmLain lainKelimpahan alamiprimordialStruktur kristal heksagonKecepatan suara gas 27 C 1310 m sKonduktivitas termal0 1805 W m K Arah magnetdiamagnetikSuseptibilitas magnetik molar 3 98 10 6 cm3 mol 298 K Nomor CAS12385 13 6 1333 74 0 H2 SejarahPenemuanH Cavendish 1766 Asal namaA Lavoisier 1783 Isotop hidrogen yang utamaIso top Kelim pahan Waktu paruh t1 2 Mode peluruhan Pro duk 1H 99 98 stabil 2H 0 02 stabil 3H renik 12 32 thn b 3Helihatsunting referensi di Wikidata Hidrogen juga adalah unsur paling melimpah dengan persentase kira kira 75 dari total massa unsur alam semesta Kebanyakan bintang dibentuk oleh hidrogen dalam keadaan plasma Senyawa hidrogen relatif langka dan jarang dijumpai secara alami di Bumi dan biasanya dihasilkan secara industri dari berbagai senyawa hidrokarbon seperti metana Hidrogen juga dapat dihasilkan dari air melalui proses elektrolisis namun proses ini secara komersial lebih mahal daripada produksi hidrogen dari gas alam source source source source source source source track Uji spektrum hidrogen Isotop hidrogen yang paling banyak dijumpai di alam adalah protium yang inti atomnya hanya mempunyai proton tunggal dan tanpa neutron Senyawa ionik hidrogen dapat bermuatan positif kation ataupun negatif anion Hidrogen dapat membentuk senyawa dengan kebanyakan unsur dan dapat dijumpai dalam air dan senyawa senyawa organik Hidrogen sangat penting dalam reaksi asam basa yang mana banyak reaksi ini melibatkan pertukaran proton antar molekul terlarut Oleh karena hidrogen merupakan satu satunya atom netral yang persamaan Schrodingernya dapat diselesaikan secara analitik kajian pada energetika dan ikatan atom hidrogen memainkan peran yang sangat penting dalam perkembangan mekanika kuantum Sifat kimiaKelarutan dan karakteristik hidrogen dengan berbagai macam logam merupakan subjek yang sangat penting dalam bidang metalurgi karena dapat terjadi pada kebanyakan logam dan dalam riset pengembangan cara yang aman untuk menyimpan hidrogen sebagai bahan bakar Hidrogen sangatlah larut dalam berbagai senyawa yang terdiri dari logam tanah nadir dan logam transisi dan dapat dilarutkan dalam logam kristal maupun logam amorf Kelarutan hidrogen dalam logam disebabkan oleh distorsi setempat ataupun ketidakmurnian dalam kekisi hablur logam Pembakaran Mesin Utama Pesawat Ulang alik membakar hidrogen dengan oksigen menghasilkan nyala yang nyaris tak terlihat pada dorongan penuh Hidrogen sangatlah mudah terbakar di udara bebas Peristiwa meledaknya pesawat Hindenburg pada tanggal 6 Mei 1937 Gas hidrogen dihidrogen atau molekul hidrogen sangat mudah terbakar dan akan terbakar pada konsentrasi serendah 4 H2 di udara bebas Entalpi pembakaran hidrogen adalah 286 kJ mol Hidrogen terbakar menurut persamaan kimia 2 H2 g O2 g 2 H2O l 572 kJ 286 kJ mol Hidrogen akan meledak sendiri pada temperatur 500 C Hidrogen membentuk campuran yang bisa meledak dengan udara dalam konsentrasi hidrogen 4 74 dan dengan klorin dalam konsentrasi 5 95 Reaksi ledakan dapat dipicu oleh percikan api panas atau sinar matahari Lidah api Lidah api hasil pembakaran hidrogen oksigen murni memancarkan gelombang ultraviolet dan hampir tidak terlihat dengan mata telanjang Deteksi kebocoran hidrogen yang terbakar mungkin memerlukan detektor api kebocoran semacam itu bisa sangat berbahaya Nyala api hidrogen dalam kondisi lain berwarna biru menyerupai nyala api gas alam berwarna biru Kasus meledaknya pesawat Hindenburg adalah salah satu contoh terkenal dari pembakaran hidrogen Karakteristik lainnya dari api hidrogen adalah nyala api cenderung menghilang dengan cepat di udara sehingga kerusakan akibat ledakan hidrogen lebih ringan dari ledakan hidrokarbon Dalam kasus kecelakaan Hindenburg dua pertiga dari penumpang pesawat selamat dan kebanyakan kasus meninggal disebabkan oleh terbakarnya bahan bakar diesel yang bocor Reaktan H2 relatif tidak reaktif Basis termodinamika dari reaktivitas yang rendah ini adalah ikatan H H yang sangat kuat dengan energi disosiasi ikatan 435 7 kJ mol Dasar kinetik dari reaktivitas rendah adalah sifat nonpolar H2 dan polarisabilitasnya yang lemah H2 bereaksi secara langsung dengan unsur unsur oksidator lainnya Ia bereaksi dengan spontan dan hebat pada suhu kamar dengan klorin dan fluorin menghasilkan hidrogen halida berupa hidrogen klorida dan hidrogen fluorida yang merupakan asam berbahaya Lelehan natrium dan kalium bereaksi dengan gas untuk menghasilkan hidrida masing masing NaH dan rujukan Reaktivitas H2 sangat dipengaruhi oleh keberadaan katalis logam Oleh karena itu walaupun H2 mudah terbakar campuran H2 dan O2 tidak bereaksi tanpa adanya katalis Aras tenaga elektron Gambaran atom hidrogen yang menampakkan diameter atom dua kali lebih besar dari jari jari model Bohr citra tidak berskala keadaan dasar elektron pada atom hidrogen adalah 13 6 eV yang ekuivalen dengan foton ultraviolet kira kira 92 nm Aras tenaga hidrogen dapat dihitung dengan cukup akurat menggunakan model atom Bohr yang menggambarkan elektron beredar mengelilingi proton dengan analogi Bumi beredar mengelilingi Matahari Oleh karena diskretisasi momentum sudut yang dipostulatkan pada awal mekanika kuantum oleh Bohr elektron pada model Bohr hanya dapat menempati jarak jarak tertentu saja dari proton dan oleh karena itu hanya beberapa energi tertentu saja yang diperbolehkan Deskripsi atom hidrogen yang lebih akurat didapatkan dengan perlakuan mekanika kuantum murni menggunakan persamaan Schrodinger atau dengan perumusan untuk menghitung elektron di sekitar proton Perlakuan yang paling rumit memungkinkan efek kecil dari relativitas khusus dan Dalam perlakuan mekanika kuantum elektron dalam atom hidrogen dalam keadaan dasar tidak memiliki momentum sudut sama sekali yang menggambarkan bagaimana orbit planet berbeda dari gerakan elektron Bentuk bentuk molekul unsur Jejak pertama yang terlihat pada hidrogen cair di dalam bilik gelembung di Terdapat dua jenis molekul diatomik hidrogen yang berbeda berdasarkan spin relatif inti Dalam bentuk spin dari dua proton adalah paralel dan dalam keadaan triplet dalam bentuk spin nya adalah antiparalel dan dalam keadaan singlet Pada keadaan standar gas hidrogen terdiri dari 25 bentuk para dan 75 bentuk orto juga dikenal dengan sebutan bentuk normal Rasio kesetimbangan antara ortohidrogen dan parahidrogen tergantung pada termperatur Namun oleh karena bentuk orto dalam bentuk ini tidaklah stabil dan tidak bisa dimurnikan Pada suhu yang sangat rendah hampir semua hidrogen yang ada adalah dalam bentuk parahidrogen Sifat fisik dari parahidrogen murni berbeda sedikit dengan bentuk normal Perbedaan orto para juga terdapat pada molekul yang terdiri dari atom hidrogen seperti air dan metilena Antarubahan yang tidak dikatalis antara H2 para dan orto meningkat seiring dengan meningkatnya temperatur oleh karenanya H2 yang diembunkan dengan cepat mengandung banyak hidrogen dalam bentuk orto yang akan berubah menjadi bentuk para dengan sangat lambat Nisbah orto para pada H2 yang diembunkan adalah faktor yang perlu diperhitungkan dalam persiapan dan penyimpanan hidrogen cair antarubahan dari bentuk orto ke para adalah eksotermik dan dapat menghasilkan bahang yang cukup untuk menguapkan hidrogen cair tersebut dan menyebabkan berkurangnya komponen cair Katalis untuk antarubahan orto para seperti misalnya senyawa besi sering digunakan selama pendinginan hidrogen Sebuah bentuk molekul yang disebut molekul hidrogen terprotonasi atau H ditemukan pada medium antarbintang Interstellar medium ISM di mana ia dihasilkan dengan ionisasi molekul hidrogen dari sinar kosmos Molekul ini juga dapat dipantau di bagian atas atmosfer planet Jupiter Molekul ini relatif cukup stabil pada lingkungan luar angkasa oleh karena suhu dan rapatan yang rendah H adalah salah satu dari ion yang paling melimpah di alam semesta ini dan memainkan peran penting dalam proses kimia medium antarbintang Fasa Hidrogen cair Hidrogen logam Bentuk monoatomik Atom H juga disebut hidrogen nasen atau hidrogen atomik diklaim eksis secara fana namun cukup lama untuk menimbulkan reaksi kimia Menurut klaim itu hidrogen nasen dihasilkan secara in situ biasanya reaksi antara seng dengan asam atau dengan elektrolisis pada katode Sebagai molekul monoatomik atom H sangat reaktif dan oleh karena itu adalah reduktor yang lebih kuat dari H2 diatomik namun pertanyaan kuncinya terletak pada keberadaan atom H itu sendiri Konsep ini lebih populer di bidang teknik dan di literatur literatur lama Hidrogen nasen diklaim mereduksi nitrit menjadi amonia atau arsenik menjadi bahkan dalam keadaan lunak Penelitian yang lebih mendetail menunjukkan lintasan alternatif lainnya dan bukanlah atom H Atom hidrogen dapat dihasilkan pada temperatur yang cukup tinggi gt 2000 K agar molekul H2 dapat berdisosiasi Selain itu radiasi elektromagnetik di atas 11 eV juga dapat diserap H2 dan menyebabkan disosiasi Kadang kala hidrogen yang terserap secara kimiawi pada permukaan logam juga dirujuk sebagai hidrogen nasen walaupun terminologi ini sudah mulai ditinggalkan Pandangan lainnya mengatakan bahwa hidrogen yang terserap secara kimiawi itu kurang reaktif dari hidrogen nasen disebabkan oleh ikatan yang dihasilkan oleh permukaan katalis logam tersebut Senyawa senyawa Senyawa kovalen dan senyawa organik Walaupun H2 tidaklah begitu reaktif dalam keadaan standar ia masih dapat membentuk senyawa dengan kebanyakan unsur Jutaan jenis hidrokarbon telah diketahui namun itu semua tidaklah dihasilkan secara langsung dari hidrogen dan karbon Hidrogen dapat membentuk senyawa dengan unsur yang lebih elektronegatif seperti halogen F Cl Br I dalam senyawa ini hidrogen memiliki muatan parsial positif Ketika berikatan dengan fluor oksigen ataupun nitrogen hidrogen dapat berpartisipasi dalam bentuk ikatan non kovalen yang kuat yang disebut dengan ikatan hidrogen yang sangat penting untuk menjaga kestabilan kebanyakan molekul biologi Hidrogen juga membentuk senyawa dengan unsur yang kurang elektronegatif seperti logam dan metaloid yang mana hidrogen memiliki muatan parsial negatif Senyawa ini dikenal dengan nama hidrida Hidrogen membentuk senyawa yang sangat banyak dengan karbon Oleh karena asosiasi senyawa itu dengan kebanyakan zat hidup senyawa ini disebut sebagai senyawa organik Studi sifat sifat senyawa tersebut disebut kimia organik dan studi dalam konteks kehidupan organisme dinamakan biokimia Pada beberapa definisi senyawa organik hanya memerlukan atom karbon untuk disebut sebagai organik Namun kebanyakan senyawa organik mengandung atom hidrogen Dan oleh karena ikatan ikatan hidrogen karbon inilah yang memberikan karakteristik sifat sifat hidrokarbon ikatan hidrogen karbon diperlukan untuk beberapa definisi dari kata organik di kimia Jutaan hidrokarbon telah diketahui dan biasanya terbentuk oleh jalur yang rumit yang jarang melibatkan unsur hidrogen Dalam kimia anorganik hidrida dapat berperan sebagai yang menghubungkan dua pusat logam dalam Fungsi ini umum ditemukan pada unsur golongan 13 terutama pada kompleks borana hidrida boron dan aluminium serta yang bergerombol Hidrogen larut dengan mudah dalam banyak logam tanah jarang dan logam transisi dan larut dalam logam nanokristalin dan Kelarutan hidrogen dalam logam dipengaruhi oleh distorsi lokal atau ketidakmurnian dalam kisi kristal Sifat sifat ini mungkin berguna ketika hidrogen dimurnikan dengan melewatkan hidrogen melalui cakram paladium panas tetapi kelarutan gas yang tinggi merupakan masalah metalurgi yang berkontribusi pada banyak logam mempersulit desain jaringan pipa dan tangki penyimpanan Hidrida Senyawa hidrogen sering disebut sebagai hidrida sebuah istilah yang tidak mengikat Oleh kimiawan istilah hidrida biasanya memiliki arti atom H yang mendapat sifat anion ditandai dengan H Keberadaan anion hidrida dikemukakan oleh Gilbert N Lewis pada tahun 1916 untuk golongan I dan II hidrida garam didemonstrasikan oleh Moers pada tahun 1920 dengan melakukan elektrolisis litium hidrida cair LiH yang menghasilkan sejumlah hidrogen pada anode Untuk hidrida selain logam golongan I dan II istilah ini sering kali membuat kesalahpahaman oleh karena elektronegativitas hidrogen yang rendah Pengecualian adalah hidrida golongan II BeH2 yang polimerik Walaupun hidrida dapat dibentuk dengan hampir semua golongan unsur jumlah dan kombinasi dari senyawa bervariasi sebagai contoh terdapat lebih dari 100 hidrida borana biner yang diketahui namun cuma satu hidrida aluminium biner yang diketahui Hidrida indium biner sampai sekarang belum diketahui walaupun ada sejumlah komplek yang lebih besar Dalam kimia anorganik hidrida juga dapat berfungsi sebagai jembatan ligan yang menghubungkan dua pusat logam dalam kompleks koordinasi Fungsi ini banyak ditemukan pada unsur golongan 13 terutama pada borana hidrida boron dan kompleks aluminium serta pada yang berkerumunan Proton dan asam Oksidasi H2 secara formal menghasilkan proton H Spesies ini merupakan topik utama dari pembahasan asam walaupun istilah proton digunakan secara longgar untuk merujuk pada hidrogen kationik yang positif dan ditandai dengan H Menurut asam adalah donor proton sementara basa adalah akseptor penerima proton Proton H tidak dapat ditemukan berdiri sendiri dalam larutan karena ia memiliki kecenderungan mengikat pada atom atau molekul yang memiliki elektron Selain pada temperatur tinggi dan bergabung dengan plasma proton semacam ini tidak dapat dihilangkan dari awan elektron atom dan molekul dan akan tetap terikat pada atom dan molekul tersebut Untuk menghindari kesalahpahaman akan proton terlarut dalam larutan larutan asam sering dianggap memiliki spesies fiktif yang disebut ion hidronium H3O yang bergerombol membentuk H9O4 Ion juga ditemukan ketika air dalam larutan asam dengan pelarut lain Walaupun sangat langka di Bumi salah satu ion yang paling melimpah dalam alam semesta ini adalah H3 dikenal sebagai molekul hidrogen terprotonasi ataupun kation hidrogen triatomik Atom hidrogen NASA telah menyelidiki penggunaan atom hidrogen sebagai propelan roket Atom hidrogen bisa disimpan dalam helium cair untuk mencegah atom hidrogen bergabung kembali menjadi molekul hidrogen Ketika helium menjadi uap atom hidrogen akan dilepaskan dan bergabung kembali menjadi hidrogen molekuler Hasilnya adalah aliran gas hidrogen dan helium yang sangat panas Berat lepas landas roket dapat dikurangi hingga 50 dengan metode ini Sebagian besar hidrogen di luar angkasa berbentuk atom hidrogen karena atom dapat walaupun jarang bertabrakan dan bergabung Atom hidrogen adalah sumber penting 21 cm dalam astronomi pada frekuensi 1420 MHz Isotop Tabung spektrum hidrogen Tabung spektrum deuterium Protium isotop hidrogen yang paling umum dijumpai memiliki satu proton dan satu elektron Keunikan isotop ini adalah ia tidak mempunyai neutron lihat pula diproton untuk pembahasan mengenai mengapa isotop tanpa neutron yang lain tidak eksis Hidrogen memiliki tiga isotop alami ditandai dengan 1H 2H dan 3H Isotop lainnya yang tidak stabil 4H hingga 7H juga telah disintesiskan di laboratorium namun tidak pernah dijumpai secara alami 1H adalah isotop hidrogen yang paling melimpah memiliki persentase 99 98 dari jumlah atom hidrogen Oleh karena inti atom isotop ini hanya memiliki proton tunggal ia diberikan nama yang deskriptif sebagai protium namun nama ini jarang sekali digunakan 2H isotop hidrogen lainnya yang stabil juga dikenal sebagai deuterium dan mengandung satu proton dan satu neutron pada intinya Deuterium tidak bersifat radioaktif dan tidak memberikan bahaya keracunan yang signifikan Air yang atom hidrogennya merupakan isotop deuterium dinamakan air berat Deuterium dan senyawanya digunakan sebagai penanda non radioaktif pada percobaan kimia dan untuk pelarut 1H Air berat digunakan sebagai moderator neutron dan pendingin pada reaktor nuklir Deuterium juga berpotensi sebagai bahan bakar fusi nuklir komersial 3H dikenal dengan nama tritium dan mengandung satu proton dan dua neutron pada intinya Ia memiliki sifat radioaktif dan mereras menjadi Helium 3 melalui pererasan beta dengan umur paruh 12 32 tahun Sejumlah kecil tritium dapat dijumpai di alam oleh karena interaksi sinar kosmos dengan atmosfer Bumi tritium juga dilepaskan selama uji coba nuklir Ia juga digunakan dalam reaksi fusi nuklir sebagai penanda dalam geokimia isotop dan terspesialisasi pada peralatan self powered lighting Tritium juga digunakan dalam penandaan percobaan kimia dan biologi sebagai radiolabel Hidrogen adalah satu satunya unsur yang memiliki tiga nama berbeda untuk isotopnya Dalam awal perkembangan keradioaktivitasan beberapa isotop radioaktif berat diberikan nama namun nama nama tersebut tidak lagi digunakan Simbol D dan T kadang kadang digunakan untuk merujuk pada deuterium dan tritium namun simbol P telah digunakan untuk merujuk pada fosfor sehingga tidak digunakan untuk merujuk pada protium Dalam tatanama IUPAC International Union of Pure and Applied Chemistry mengizinkan penggunaan D T 2H dan 3H walaupun 2H dan 3H lebih dianjurkan Atom simbol Mu eksotis terdiri dari antimuon dan elektron kadang kadang juga dianggap sebagai radioisotop ringan hidrogen karena perbedaan massa antara antimuon dan elektron Muonium ditemukan pada tahun 1960 Dalam 2 2 yaitu masa hidup muon muonium dapat masuk ke dalam senyawa seperti muonium klorida MuCl atau natrium muonida NaMu yang serupa dengan hidrogen klorida dan natrium hidrida Keberadaan alamiNGC 604 sebuah daerah yang terdiri dari hidrogen yang terionisasi di Galaksi Triangulum Hidrogen adalah unsur yang paling melimpah di alam semesta ini dengan persentase 75 dari barion berdasarkan massa dan lebih dari 90 berdasarkan jumlah atom Sebagian besar massa alam semesta bukan dalam bentuk materi jenis unsur kimia melainkan didalilkan terjadi sebagai bentuk massa yang belum terdeteksi seperti materi gelap dan energi gelap Unsur ini ditemukan dalam kelimpahan yang besar di bintang bintang dan planet planet raksasa gas Awan molekul dari H2 diasosiasikan dengan pembentukan bintang Hidrogen memainkan peran penting dalam pemberian energi bintang melalui dan fusi nuklir Bentuk Di seluruh alam semesta ini hidrogen kebanyakan ditemukan dalam keadaan dan plasma yang sifatnya berbeda dengan molekul hidrogen Sebagai plasma elektron hidrogen dan proton terikat bersama dan menghasilkan konduktivitas listrik yang sangat tinggi dan daya pancar yang tinggi menghasilkan cahaya dari Matahari dan bintang lain Partikel yang bermuatan dipengaruhi oleh medan magnet dan medan listrik Sebagai contoh dalam angin surya partikel partikel ini berinteraksi dengan magnetosfer Bumi dan mengakibatkan dan fenomena Aurora Hidrogen ditemukan dalam keadaan atom netral di medium antarbintang Sejumlah besar atom hidrogen netral yang ditemukan di sistem Lyman alpha teredam diperkirakan mendominasi rapatan barionik alam semesta sampai dengan pergeseran merah z 4 Dalam keadaan normal di Bumi unsur hidrogen berada dalam keadaan gas diatomik H2 Namun gas hidrogen sangat langka di atmosfer Bumi 1 ppm berdasarkan volume oleh karena beratnya yang ringan Oleh karena itu gas hidrogen lebih mudah lepas dari gravitasi Bumi daripada gas yang lebih berat Walaupun demikian hidrogen masih merupakan unsur paling melimpah di permukaan Bumi Kebanyakan hidrogen di Bumi berada dalam keadaan bersenyawa dengan unsur lain seperti hidrokarbon dan air Gas hidrogen dihasilkan oleh beberapa jenis bakteri dan ganggang dan merupakan komponen alami dari kentut Penggunaan metana sebagai sumber hidrogen akhir akhir ini juga menjadi semakin penting Bentuk molekuler yang disebut molekul hidrogen terprotonasi H 3 ditemukan dalam media antarbintang Ini terbentuk melalui ionisasi hidrogen molekuler dari sinar kosmik Ion bermuatan ini juga telah diamati dalam atmosfer atas planet Jupiter Ion ini relatif stabil di lingkungan angkasa luar karena rendahnya temperatur dan kerapatan H 3 adalah ion paling melimpah di jagat raya dan memainkan peran penting dalam kimia media antarbintang Hidrogen triatomik netral H3 hanya ada dalam bentuk tereksitasi dan tidak stabil Sebaliknya ion positif H 2 adalah molekul yang jarang ditemukan di jagat raya SejarahPenemuan dan penggunaan Gas hidrogen H2 pertama kali dihasilkan secara artifisial oleh T Von Hohenheim dikenal juga sebagai Paracelsus 1493 1541 melalui pencampuran logam dengan asam kuat Dia tidak menyadari bahwa gas mudah terbakar yang dihasilkan oleh reaksi kimia ini adalah unsur kimia yang baru Pada tahun 1671 Robert Boyle menemukan kembali dan mendeskripsikan reaksi antara besi dan asam yang menghasilkan gas hidrogen Pada tahun 1766 Henry Cavendish adalah orang yang pertama mengenali gas hidrogen sebagai zat diskret dengan mengidentifikasikan gas tersebut dari sebagai udara yang mudah terbakar Pada tahun 1781 dia lebih lanjut menemukan bahwa gas ini menghasilkan air ketika dibakar Pada tahun 1783 Antoine Lavoisier memberikan unsur ini dengan nama hidrogen dari Bahasa Yunani hydro yang artinya air dan genes yang artinya membentuk ketika dia dan Laplace mengulang kembali penemuan Cavendish yang mengatakan pembakaran hidrogen menghasilkan air Antoine Laurent de Lavoisier Lavoisier menghasilkan hidrogen pada percobaannya tentang konservasi massa dengan mereaksikan flux uap dengan besi logam melalui tabung besi pijar yang dipanaskan dalam api Oksidasi anaerobik besi oleh proton air pada temperatur tinggi dapat digambarkan sebagai berikut Fe H2O FeO H2 2 Fe 3 H2O Fe2O3 3 H2 3 Fe 4 H2O Fe3O4 4 H2 Banyak logam seperti zirkonium mengalami reaksi yang sama dengan air menghasilkan hidrogen Hidrogen pertama kali dicairkan oleh James Dewar pada tahun 1898 dengan menggunakan penemuannya Dia kemudian menghasilkan hidrogen padat setahun kemudian Deuterium ditemukan pada tahun 1931 Desember oleh Harold Urey dan tritium dibuat pada tahun 1934 oleh Ernest Rutherford Mark Oliphant and Air berat yang mengandung deuterium menggantikan hidrogen biasa ditemukan oleh Urey dkk pada tahun 1932 Salah satu dari penggunaan pertama H2 adalah untuk membangun pertama yaitu mesin pembakaran internal yang ditenagai oleh campuran hidrogen dan oksigen pada tahun 1806 Edward Daniel Clarke menciptakan pipa sembur gas hidrogen pada tahun 1819 Lampu Dobereiner dan lampu sorot limelight ditemukan pada tahun 1823 Balon pertama yang diisikan dengan hidrogen diciptakan oleh Jacques Charles pada tahun 1783 Hidrogen memberikan tenaga dorong untuk perjalanan udara yang aman dan pada tahun 1852 menciptakan kapal udara yang diangkat oleh hidrogen Bangsawan Jerman Ferdinand von Zeppelin mempromosikan idenya tentang kapal udara yang diangkat dengan hidrogen dan kemudian dinamakan Zeppelin dengan penerbangan perdana pada tahun 1900 Penerbangan yang terjadwal dimulai pada tahun 1910 dan sampai pecahnya Perang Dunia I pada Agustus 1914 Zeppelin telah membawa 35 000 penumpang tanpa insiden yang serius Kapal udara yang diangkat dengan hidrogen digunakan sebagai platform observasi dan pengebom selama perang Penerbangan tanpa henti melewati samudra atlantik pertama kali dilakukan kapal udara Britania pada tahun 1919 Pelayanan penerbangan udara dipulihkan pada tahun 1920 dan penemuan cadangan helium di Amerika Serikat memberikan peluang ditingkatkannya keamanan penerbangan namun pemerintah Amerika Serikat menolak menjual gas tersebut untuk digunakan dalam penerbangan Oleh karenanya gas H2 digunakan di pesawat Hindenburg yang pada akhirnya meledak di langit New Jersey pada tanggal 6 Mei 1937 Insiden ini ditayangkan secara langsung di radio dan direkam Banyak yang menduga terbakarnya hidrogen yang bocor sebagai akibat insiden tersebut namun investigasi lebih lanjut membuktikan sebab insiden tersebut karena terbakarnya salut fabrik oleh keelektrikan statis Tetapi reputasi hidrogen sebagai gas pengangkat telah rusak dan pesawat komersial yang menggunakan hidrogen dihentikan Hidrogen masih digunakan sebagai gas pengangkat untuk balon cuaca karena lebih murah daripada helium Pada tahun yang sama diluncurkan pertama kali dengan gas hidrogen sebagai pendingin dalam rotor dan stator pada tahun 1937 di Dayton Ohio oleh Dayton Power amp Light Co karena konduktivitas termal gas hidrogen ini adalah jenis yang palling umum di lapangan saat ini untuk generator besar biasanya lebih atau sama dengan 60 MW generator yang lebih kecil biasanya pertama kali digunakan pada tahun 1977 dalam U S Navy s Navigation Technology Satellite 2 NTS 2 Sebagai contoh ISS Mars Odyssey dan Mars Global Surveyor dilengkapi dengan baterai nikel hidrogen Di bagian gelap orbitnya Teleskop Angkasa Hubble juga di bertenaga baterai nikel hidrogen yang akhirnya diganti pada Mei 2009 lebih dari 19 tahun setelah diluncurkan dan 13 tahun setelah mulai dihidupkan Peranan dalam teori kuantum Garis spektrum emisi hidrogen dalam rentang tampak Ini adalah empat garis tampak dalam deret Balmer Oleh karena struktur atomnya yang relatif sederhana yang hanya terdiri dari sebuah proton dan elektron atom hidrogen bersama dengan spektrum emisinya menjadi pusat perkembangan teori struktur atom Lebih jauh lagi kesederhanaan molekul hidrogen dan kationnya H membantu pemahaman yang lebih jauh mengenai ikatan kimia tidak lama setelah perlakuan mekanis kuantum atom hidrogen dikembangkan pada pertengahan 1920 an Salah satu dari efek kuantum yang secara eksplisit disadari namun masih belum sepenuhnya dimengerti saat itu adalah pengamatan Maxwell yang melibatkan hidrogen setengah abad sebelum teori mekanika kuantum benar benar berkembang Maxwell mengamati bahwa dari H2 tidak sesuai dengan tren gas diatomik lainnya di bawah suhu kamar dan mulai menyerupai tren gas monoatomik di temperatur kriogenik Menurut teori kuantum sifat sifat ini disebabkan oleh jarak antara aras tenaga rotasi hidrogen yang lebar oleh karena massanya yang ringan Aras yang lebar ini menghambat partisi energi bahang secara merata menjadi gerak berputar hidrogen pada temperatur yang rendah Gas diatomik yang terdiri dari atom atom yang lebih berat tidak mempunyai aras tenaga yang cukup lebar untuk menyebabkan efek yang sama Antihidrogen H adalah antimateri lawan dari hidrogen Ia tersusun dari sebuah antiproton dan sebuah positron Antihidrogen adalah satu satunya atom antimateri yang telah diproduksi per 2015 ProduksiH diproduksi di laboratorium kimia dan biologi sering kali sebagai produk sampingan dari reaksi lain di industri untuk hidrogenasi substrat tak jenuh dan di alam sebagai sarana penyetara reaksi biokimia Ilustrasi masukan dan keluaran dari steam reforming gas alam sebuah proses untuk menghasilkan hidrogen Hingga tahun 2020 langkah penyerapan karbon tidak digunakan secara komersial Ilustrasi masukan dan keluaran dari elektrolisis air untuk produksi hidrogen dan tanpa gas rumah kaca Logam asam Banyak logam bereaksi dengan air menghasilkan H2 tetapi laju evolusi hidrogen bergantung pada logam pH dan keberadaan agen paduan Cara yang paling sering digunakan adalah dengan asam Logam alkali dan alkali tanah aluminium seng mangan dan besi mudah bereaksi dengan asam air Reaksi ini adalah dasar dari yang pernah digunakan sebagai sumber gas laboratorium dengan mereaksikan encer dengan beberapa logam yang reaktif seperti seng dengan peralatan Kipp Zn 2 H Zn2 H2 Banyak logam seperti aluminium bereaksi lambat dengan air karena mereka membentuk lapisan oksida pasif Namun paduan aluminium dan galium bereaksi dengan air 97 Pada pH yang tinggi aluminium dapat menghasilkan H2 2 Al 6 H2O 2 OH 2 Al OH 4 3 H2 Elektrolisis air Elektrolisis air adalah metode sederhana produksi hidrogen Arus listrik lemah dialirkan melalui listrik dan gas oksigen terbentuk di anoda sementara gas hidrogen terbentuk di katode Biasanya katode terbuat dari platina atau logam inert lainnya ketika hidrogen diproduksi untuk disimpan Namun jika gas akan dibakar di tempat oksigen yang dihasilkan harus mendukung pembakaran sehingga kedua elektrode harus terbuat dari bahan inert Besi misalnya akan teroksidasi dan akibatnya menurunkan jumlah oksigen yang dihasilkan Efisiensi maksimum teoretis listrik yang digunakan vs nilai energetik hidrogen yang dihasilkan adalah antara 88 94 2 H2O l 2 H2 g O2 g Paduan aluminium dan galium dalam bentuk pelet yang ditambahkan ke dalam air dapat digunakan untuk menghasilkan hidrogen Proses ini juga menghasilkan alumina tetapi harga galium yang mahal dengan sifatnya yang dapat mencegah pembentukan lapisan oksida pada permukaan pelet membuatnya dapat digunakan ulang Hal ini membawa implikasi penting pada keekonomian hidrogen karena hidrogen dapat diproduksi di tempat dan tidak memerlukan transportasi Ketika menentukan efisiensi listrik elektrolisis PEM membran penukar proton proton exchange membrane digunakan nilai kalor HHV yang lebih tinggi Ini karena lapisan katalisator berinteraksi dengan air sebagai uap Karena proses beroperasi pada suhu 80 C untuk elektroliser PEM panas limbah dapat dialihkan melalui sistem PEM untuk menghasilkan uap sehingga efisiensi listriknya lebih tinggi Nilai panas yang lebih rendah LHV harus digunakan untuk elektroliser alkali karena proses di dalam elektroliser ini membutuhkan air dalam bentuk cair dan menggunakan alkalinitas untuk memfasilitasi pemutusan ikatan yang mengikat atom hidrogen dan oksigen Nilai panas yang lebih rendah juga harus digunakan untuk sel bahan bakar karena uap adalah hasilnya bukan bahannya Steam reforming Hidrogen dapat diproduksi dalam beberapa cara tetapi proses paling penting secara ekonomis adalah penghilangan hidrogen dari hidrokarbon Hidrogen komersial biasanya diproduksi dengan cara gas alam yang melibatkan penghilangan hidrogen dari hidrokarbon pada suhu yang sangat tinggi 48 produksi hidrogen dihasilkan dari steam reforming Pada temperatur tinggi 1000 1400 K 700 1100 C atau 1300 2000 F steam uap air bereaksi dengan metana menghasilkan karbon monoksida dan H CH4 H2O CO 3 H2 Reaksi ini disarankan pada tekanan rendah tetapi tetap dilakukan pada tekanan tinggi 2 0 MPa 20 atm 590 inHg Hal ini karena H bertekanan tinggi adalah produk yang paling banyak di pasaran dan sistem pemurnian PSA bekerja lebih baik pada tekanan tinggi Campuran produk dikenal sebagai gas sintetis karena sering digunakan langsung untuk produksi metanol dan senyawa terkait Hidrokarbon lain selain metana dapat digunakan untuk menghasilkan gas sintetis dengan rasio produk bervariasi Salah satu komplikasi teknologi canggih ini adalah pembentukan kokas atau karbon CH4 C 2 H2 Akibatnya steam reforming biasanya menggunakan H berlebih Hidrogen tambahan dapat diperoleh kembali dari uap air dengan menggunakan karbon monoksida melalui terutama dengan katalis besi oksida Reaksi ini juga merupakan sumber karbon dioksida industri yang umum CO H2O CO2 H2 Metode penting lainnya untuk produksi H meliputi oksidasi parsial hidrokarbon 2 CH4 O2 2 CO 4 H2 dan reaksi karbon yang dapat berfungsi sebagai awal untuk reaksi pergeseran atas C H2O CO H2 Hidrogen kadang kadang diproduksi dan dikonsumsi dalam proses industri yang sama tanpa dipisahkan Dalam proses Haber untuk hidrogen dihasilkan dari gas alam Elektrolisis air garam untuk mendapatkan klorin juga menghasilkan hidrogen sebagai produk sampingan Termokimia Terdapat lebih dari 200 daur termokimia yang dapat digunakan untuk sebagian daur ini seperti dan masih dalam tahap penelitian dan fasa pengujian untuk menghasilkan hidrogen dan oksigen dari air dan panas tanpa menggunakan listrik Sejumlah laboratorium termasuk di Prancis Jerman Yunani Jepang dan AS sedang mengembangkan metode termokimia untuk menghasilkan hidrogen dari energi surya dan air Korosi anaerobik Dalam kondisi anaerobik besi dan baja paduan secara perlahan teroksidasi oleh proton dari air bersamaan dengan berkurangnya molekul hidrogen H Saat besi mengalami pertama kali akan terbentuk karat hijau dan dapat dijelaskan sesuai reaksi berikut Fe 2 H2 O Fe OH 2 H2 Pada gilirannya di bawah kondisi anaerobik Fe OH dapat dioksidasi oleh proton dari air untuk membentuk magnetit dan molekul hidrogen Proses ini dijelaskan melalui 3 Fe OH 2 Fe3O4 2 H2 O H2 fero hidroksida magnetit air hidrogen Kristal magnetit Fe yang baik lebih stabil secara termodinamika daripada besi hidroksida Fe OH Proses ini terjadi selama korosi anaerobik besi dan baja dalam air tanah dan dalam tanah pereduksi di bawah Keberadaan geologi reaksi serpentinisasi Dalam ketiadaan oksigen atmosfer O pada kondisi geologi dalam yang jauh dari atmosfer Bumi hidrogen H diproduksi selama proses melalui oksidasi anaerobik oleh proton air H dari fero Fe2 silikat yang ada dalam kisi kristal fayalit Fe olivin besi Reaksi pembentukan magnetit Fe kuarsa SiO dan hidrogen H adalah sebagai berikut 3 Fe OH 2 Fe3O4 2 H2 O H2 fayalit alir magnetit kuasa hidrogen Reaksi ini mendekati yang teramati pada oksidasi anaerobik ketika terkena air Pembentukan dalam transformator Dari semua pembentukan gas akibat adanya kesalahan pada transformator daya hidrogen adalah yang paling umum dan dihasilkan di bawah kondisi kesalahan apapun dengan demikian pembentukan hidrogen merupakan indikasi awal dari masalah serius dalam siklus hidup transformator Pemurnian hidrogenPemurnian hidrogen adalah teknologi apa pun yang digunakan untuk memurnikan hidrogen Pengotor dalam gas hidrogen bergantung pada sumber H2 misalnya minyak bumi batu bara elektrolisis dll Kemurnian yang dibutuhkan ditentukan oleh penggunaan gas hidrogen Misalnya hidrogen dengan kemurnian sangat tinggi diperlukan untuk aplikasi seperti sel bahan bakar membran pertukaran proton Metode suhu rendah Pemurnian H 2 skala besar yang diproduksi di kilang minyak memanfaatkan titik didihnya yang sangat rendah yaitu 253 C Sebagian besar pengotor memiliki titik didih jauh di atas suhu ini Pemurni hidrogen membran paladium Hidrogen dapat dimurnikan dengan melewati membran yang terdiri dari paladium dan perak Permeabilitas paladium terhadap hidrogen ditemukan pada tahun 1860 an Paduan dengan rasio sekitar 3 1 untuk Pd Ag lebih kuat secara struktural daripada Pd murni yang merupakan komponen aktif yang memungkinkan difusi selektif H 2 melaluinya Difusi lebih cepat mendekati 300 C Metode ini telah digunakan untuk pemurnian hidrogen pada skala laboratorium tetapi tidak dalam industri Membran perak paladium tidak stabil terhadap alkena dan senyawa yang mengandung sulfur Pembersih membran logam tipis dan padat bersifat kompak relatif murah dan mudah digunakan Adsorpsi ayunan tekanan Adsorpsi ayunan tekanan digunakan untuk menghilangkan karbon dioksida CO 2 sebagai langkah terakhir dalam sintesis hidrogen komersial berskala besar Adsorpsi ini juga dapat menghilangkan metana karbon monoksida nitrogen uap air dan dalam beberapa kasus argon dari hidrogen AplikasiMobil BMW Hydrogen 7 CleanEnergy salah satu mobil dengan mesin pembakaran dalam berbahan bakar hidrogen Industri petrokimia Sejumlah besar H2 diperlukan dalam industri petrokimia dan kimia Penggunaan terbesar H2 adalah untuk memproses bahan bakar fosil dan dalam pembuatan ammonia Konsumen utama dari H2 di kilang petrokimia meliputi dan bahasa Inggris hydrocracking Banyak dari reaksi ini dapat diklasifikasikan sebagai hidrogenolisis yaitu pemutusan ikatan dengan karbon Berikut ini adalah ilustrasi pemisahan belerang dari bahan bakar fosil cair R S R 2 H2 H2S 2 RH Hidrogenasi Hidrogenasi adalah penambahan H2 ke dalam berbagai substrat yang dilakukan dalam skala besar Hidrogenasi N2 untuk menghasilkan amonia dengan Proses Haber Bosch menghabiskan beberapa persen anggaran energi di seluruh industri Amonia yang dihasilkan digunakan untuk memasok sebagian besar protein yang dikonsumsi manusia Hidrogenasi digunakan untuk mengubah lemak dan oli tak jenuh menjadi jenuh Aplikasi utamanya adalah untuk produksi margarin Methanol diproduksi melalui hidrogenasi karbon dioksida Ini juga merupakan sumber hidrogen dalam pembuatan asam klorida H2 juga digunakan sebagai reduktor untuk mengubah beberapa bijih menjadi logam Pendingin Hidrogen banyak digunakan pada pembangkit listrik sebagai pendingin generator karena sejumlah sifatnya yang berhubungan langsung dengan struktur molekul diatomiknya yang ringan Ini meliputi densitas rendah rendah viskositasnya serta mempunyai kapasitas bahang spesifik dan konduktivitas termal tertinggi di antara semua gas Pembawa energi Hidrogen bukanlah sumber energi kecuali dalam konteks hipotesis pembangkit listrik fusi nuklir komersial yang menggunakan deuterium ataupun tritium sebuah teknologi yang perkembangannya masih sedikit Energi Matahari berasal dari fusi nuklir hidrogen namun proses ini sulit dikontrol di Bumi Hidrogen dari cahaya Matahari organisme biologi ataupun dari sumber listrik menghabiskan lebih banyak energi dalam pembuatannya daripada pembakarannya Hidrogen dapat dihasilkan dari sumber fosil seperti metana yang memerlukan lebih sedikit energi daripada energi hasil pembakarannya namun sumber ini tidak dapat diperbaharui dan lagipula metana dapat langsung digunakan sebagai sumber energi per volume pada hidrogen cair maupun hidrogen gas pada tekanan yang praktis secara signifikan lebih kecil daripada rapatan energi dari bahan bakar lainnya walaupun rapatan energi per massa adalah lebih tinggi Sekalipun demikian hidrogen telah dibahas secara meluas dalam konteks energi sebagai pembawa energi Sebagai contoh CO2 yang diikuti dengan penangkapan dan penyimpanan karbon dapat dilakukan pada produksi H2 dari bahan bakar fosil Hidrogen yang digunakan pada transportasi relatif lebih bersih dengan sedikit emisi NOx tetapi tanpa emisi karbon Namun biaya infrastruktur yang diperlukan dalam membangun ekonomi hidrogen secara penuh sangatlah besar Sel bahan bakar dapat mengubah hidrogen dan oksigen secara langsung menjadi listrik dengan lebih efisien daripada mesin pembakaran internal Industri semikonduktor Hidrogen digunakan untuk menjenuhkan ikatan tak beraturan dalam dan yang membantu menstabilkan sifat materi Ia juga donor elektron potential dalam berbagai materi oksida termasuk ZnO SnO MgO ZrO HfO TiO SiO Al Zirkon silikat ZrSiO dan Penggunaan lain Selain digunakan sebagai pereaksi H2 memiliki penerapan yang luas dalam bidang fisika dan teknik Ia digunakan sebagai di metode pengelasan seperti H2 digunakan sebagai pendingin rotor di generator pembangkit listrik karena ia mempunyai konduktivitas termal yang paling tinggi di antara semua jenis gas H2 cair digunakan di riset kriogenik yang meliputi kajian superkonduktivitas Karena H2 lebih ringan dari udara yang memiliki 14 densitas udara hidrogen pernah digunakan secara luas sebagai gas pengangkat pada kapal udara balon Kedepan dengan berkembangnya kendaraan fuel cell permintaan dan pemanfaatan hidrogen diperkirakan akan meningkat Baru baru ini hidrogen digunakan sebagai bahan campuran dengan nitrogen kadang kala disebut sebagai untuk pendeteksian kebocoran gas yang kecil Aplikasi ini dapat ditemukan di bidang otomotif kimia pembangkit listrik kedirgantaraan dan industri telekomunikasi Hidrogen adalah zat aditif E 949 yang diperbolehkan penggunaannya dalam uji coba kebocoran bungkusan makanan dan sebagai antioksidan Isotop hidrogen yang lebih langka juga memiliki aplikasi tersendiri Deuterium hidrogen 2 digunakan dalam reaktor CANDU sebagai moderator untuk memperlambat neutron Senyawa deuterium juga memiliki aplikasi dalam bidang kimia dan biologi dalam kajian reaksi Tritium hidrogen 3 yang diproduksi oleh reaktor nuklir digunakan dalam produksi bom hidrogen sebagai penanda isotopik dalam biosains dan sebagai sumber radiasi di cat berpendar Suhu pada titik tripel hidrogen digunakan sebagai titik acuan dalam skala temperatur International Temperature Scale of 1990 pada 13 8033 Kelvin Reaksi biologiH2 adalah salah satu hasil produk dari beberapa jenis fermentasi anaerobik dan dihasilkan pula pada beberapa mikroorganisme biasanya melalui reaksi yang dikatalisasi oleh enzim dehidrogenase yang mengandung besi atau nikel Enzim enzim ini mengkatalisasi reaksi redoks antara H2 dengan komponen dua proton dan dua elektronnya Gas hidrogen dihasilkan pada transfer reduktor ekuivalen yang dihasilkan selama fermentasi piruvat menjadi air Siklus alami produksi dan konsumsi hidrogen oleh organisme disebut siklus hidrogen H2 terdapat dalam jumlah yang kecil di nafas manusia sehat Ini hasil dari aktivitas metabolisme mikroorganisme yang mengandung hidrogenase di usus besar yang mana air terurai menjadi komponen proton elektron dan oksigen terjadi pada reaksi cahaya pada proses fotosintesis Beberapa organisme meliputi ganggang dan cyanobacteria memiliki tahap kedua yaitu yang mana proton dan elektron direduksi menjadi gas H2 oleh hidrogenase tertentu di kloroplasnya Beberapa usaha telah diambil untuk secara genetik memodifikasi hidrogenase cyanobacteria untuk secara efisien mensintesis gas H2 dibawah keberadaan oksigen Usaha keras juga telah diambil dalam percobaan memodifikasi gen ganggang dan mengubahnya menjadi bioreaktor Wewanti keselamatanHidrogen Bahaya Piktogram GHS Keterangan bahaya GHS value Pernyataan bahaya GHS H220 Langkah perlindungan GHS P202 P210 P271 P403 P377 P381 Kecuali dinyatakan lain data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar 25 C 77 F 100 kPa Referensi Hidrogen mendatangkan beberapa bahaya kesehatan pada manusia mulai dari potensi ledakan dan kebakaran ketika tercampur dengan udara sampai dengan sifatnya yang menyebabkan asfiksia pada keadaan murni tanpa oksigen Selain itu hidrogen cair adalah kriogen dan sangat berbahaya oleh karena suhunya yang sangat rendah Hidrogen larut dalam beberapa logam dan selain berpotensi kebocoran juga dapat menyebabkan Gas hidrogen yang mengalami kebocoran dapat menyala dengan spontan Selain itu api hidrogen sangat panas namun hampir tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sehingga dapat menyebabkan kasus kebakaran yang tak terduga Data wewanti keselamatan hidrogen dapat dikacaukan oleh beberapa sebab Sifat sifat fisika dan kimia hidrogen sangat bergantung pada nisbah yang memerlukan beberapa hari untuk mencapai kesetimbangan biasanya data yang diberikan merupakan data pada saat hidrogen mencapai kesetimbangan Parameter ledakan hidrogen seperti tekanan dan temperatur kritis ledakan sangat bergantung pada geometri wadah penampung hidrogen Catatanbahasa Indonesia sma satuan massa atom bahasa Inggris amu atomic mass unit Massa alam semesta yang dimaksud adalah massa barionik Namun sebagian besar massa alam semesta tidak berada dalam bentuk barion atau unsur kimia Lihat materi gelap dan energi gelap 286 kjJmol energi per mol bahan yang terbakar molekul hidrogen Lihat pulaHidrogen cair Antihidrogen Bahan bakar hidrogen Kendaraan hidrogenReferensi Indonesia Hidrogen KBBI Daring Diakses tanggal 17 Juli 2022 Wiberg Egon Wiberg Nils Holleman Arnold Frederick 2001 Inorganic chemistry Academic Press hlm 240 ISBN 0123526515 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Magnetic susceptibility of the elements and inorganic compounds PDF Edisi 81 CRC Press Weast Robert 1984 CRC Handbook of Chemistry and Physics Boca Raton Florida Chemical Rubber Company Publishing hlm E110 ISBN 978 0 8493 0464 4 Hydrogen Van Nostrand s Encyclopedia of Chemistry Wylie Interscience 2005 hlm 797 799 ISBN 0 471 61525 0 Emsley John 2001 Nature s Building Blocks Oxford Oxford University Press hlm 183 191 ISBN 0 19 850341 5 Stwertka Albert 1996 A Guide to the Elements Oxford University Press hlm 16 21 ISBN 0 19 508083 1 Palmer David 13 November 1997 Hydrogen in the Universe NASA Diarsipkan dari asli tanggal 2014 10 29 Diakses tanggal 05 02 2008 Staff 2007 Hydrogen Basics Production Florida Solar Energy Center Diarsipkan dari asli tanggal 2008 02 18 Diakses tanggal 05 02 2008 Rogers H C 1999 Hydrogen Embrittlement of Metals Science 159 3819 1057 1064 doi 10 1126 science 159 3819 1057 Christensen C H 9 Juli 2005 Making society independent of fossil fuels Danish researchers reveal new technology Technical University of Denmark Diarsipkan dari asli tanggal 2010 01 07 Diakses tanggal 28 03 2008 Takeshita T 1974 Hydrogen solubility in 1 5 compounds between yttrium or thorium and nickel or cobalt Inorganic Chemistry 13 9 2282 2283 doi 10 1021 ic50139a050 Kirchheim R 1988 Hydrogen in amorphous and nanocrystalline metals Materials Science and Engineering 99 457 462 doi 10 1016 0025 5416 88 90377 1 Diakses tanggal 28 03 2008 Kirchheim R 1988 Hydrogen solubility and diffusivity in defective and amorphous metals Progress in Materials Science 32 4 262 325 doi 10 1016 0079 6425 88 90010 2 Diakses tanggal 28 03 2008 Carcassi M N Juni 2005 Deflagrations of H2 air and CH4 air lean mixtures in a vented multi compartment environment Energy 30 8 1439 1451 doi 10 1016 j energy 2004 02 012 National Academy of Engineering National Academy of Sciences 2004 The Hydrogen Economy Opportunities Costs National Academies Press hlm p 240 ISBN 0 309 09163 2 Patnaik P 2007 A Comprehensive Guide to the Hazardous Properties of Chemical Substances Wiley Interscience hlm 402 ISBN 978 0 471 71458 3 Carcassi M N Fineschi F 2005 Deflagrations of H2 air and CH4 air lean mixtures in a vented multi compartment environment Energy 30 8 1439 1451 doi 10 1016 j energy 2004 02 012 Schefer E W Kulatilaka W D Patterson B D Settersten T B June 2009 Visible emission of hydrogen flames Combustion and Flame 156 6 1234 1241 doi 10 1016 j combustflame 2009 01 011 Diarsipkan dari asli tanggal 2021 01 29 Diakses tanggal 2020 10 10 Dziadecki John 2005 Hindenburg Hydrogen Fire Diarsipkan dari asli tanggal 2007 02 21 Diakses tanggal 16 01 2007 Werthmuller Andreas The Hindenburg Disaster Swiss Hydrogen Association Diarsipkan dari asli tanggal 2008 02 10 Diakses tanggal 05 02 2008 Lide David R ed 2006 CRC Handbook of Chemistry and Physics Edisi 87 Boca Raton Florida CRC Press ISBN 0 8493 0487 3 Clayton Donald D 2003 Handbook of Isotopes in the Cosmos Hydrogen to Gallium Cambridge University Press ISBN 0521823811 Millar Tom 10 Desember 2003 Lecture 7 Emission Lines Examples PH 3009 P507 P706 M324 Interstellar Physics University of Manchester Diarsipkan dari asli tanggal 2011 11 16 Diakses tanggal 05 02 2008 Stern David P 16 05 2005 The Atomic Nucleus and Bohr s Early Model of the Atom NASA Goddard Space Flight Center Diarsipkan dari asli tanggal 2007 08 20 Diakses tanggal 20 12 2007 Stern David P 13 02 2005 Wave Mechanics NASA Goddard Space Flight Center Diarsipkan dari asli tanggal 2008 05 13 Diakses tanggal 16 04 2008 Staff 2003 Hydrogen H2 Properties Uses Applications Hydrogen Gas and Liquid Hydrogen Universal Industrial Gases Inc Diarsipkan dari asli tanggal 2008 02 19 Diakses tanggal 05 02 2008 Tikhonov Vladimir I 2002 Separation of Water into Its Ortho and Para Isomers Science 296 5577 2363 doi 10 1126 science 1069513 Hritz James Maret 2006 CH 6 Hydrogen PDF NASA Glenn Research Center Glenn Safety Manual Document GRC MQSA 001 NASA Diarsipkan dari asli PDF tanggal 2004 10 20 Diakses tanggal 05 02 2008 Shinitzky Meir Elitzur Avshalom C 30 05 2006 Ortho para spin isomers of the protons in the methylene group Chirality 18 9 Rehovot Israel Weizmann Institute of Science 754 756 doi 10 1002 chir 20319 Diakses tanggal 25 03 2008 pranala nonaktif permanen Milenko Yu Ya 1997 Natural ortho para conversion rate in liquid and gaseous hydrogen Journal of Low Temperature Physics 107 1 2 77 92 doi 10 1007 BF02396837 Svadlenak R Eldo 1957 The Conversion of Ortho to Parahydrogen on Iron Oxide Zinc Oxide Catalysts Journal of the American Chemical Society 79 20 5385 5388 doi 10 1021 ja01577a013 McCall Group Oka Group 22 April 2005 H3 Resource Center Universities of Illinois and Chicago Diarsipkan dari asli tanggal 2007 10 11 Diakses tanggal 05 02 2008 Clark Jim 2002 The Acidity of the Hydrogen Halides Chemguide Diarsipkan dari asli tanggal 2012 05 31 Diakses tanggal 09 03 2008 Kimball John W 07 08 2003 Hydrogen Kimball s Biology Pages Diarsipkan dari asli tanggal 2008 03 04 Diakses tanggal 04 03 2008 IUPAC Compendium of Chemical Terminology Electronic version Hydrogen Bond Sandrock Gary 02 05 2002 Metal Hydrogen Systems Sandia National Laboratories Diarsipkan dari asli tanggal 2012 12 24 Diakses tanggal 23 03 2008 Structure and Nomenclature of Hydrocarbons Purdue University Diarsipkan dari asli tanggal 2020 05 10 Diakses tanggal 23 03 2008 Organic Chemistry Dictionary com Lexico Publishing Group 2008 Diarsipkan dari asli tanggal 2015 09 24 Diakses tanggal 23 03 2008 Biochemistry Dictionary com Lexico Publishing Group 2008 Diarsipkan dari asli tanggal 2012 12 16 Diakses tanggal 23 03 2008 Miessler Gary L 2003 Inorganic Chemistry Edisi 3rd edition Prentice Hall ISBN 0130354716 Rogers H C 1999 Hydrogen Embrittlement of Metals Science 159 3819 1057 1064 Bibcode 1968Sci 159 1057R doi 10 1126 science 159 3819 1057 PMID 17775040 19429952 Christensen C H Norskov J K Johannessen T 9 July 2005 Making society independent of fossil fuels Danish researchers reveal new technology Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 21 May 2015 Diakses tanggal 19 May 2015 Moers Kurt 1920 Investigations on the Salt Character of Lithium Hydride Zeitschrift fur Anorganische und Allgemeine Chemie 113 191 179 228 doi 10 1002 zaac 19201130116 Downs Anthony J 1994 The hydrides of aluminium gallium indium and thallium a re evaluation Chemical Society Reviews 23 175 184 doi 10 1039 CS9942300175 Hibbs David E 1999 A remarkably stable indium trihydride complex synthesis and characterisation of InH3 P C6H11 3 Chemical Communications 185 186 doi 10 1039 a809279f Miessler G L Tarr D A 2003 Inorganic Chemistry Edisi 3rd Prentice Hall ISBN 978 0 13 035471 6 Okumura Anthony M 1990 Infrared spectra of the solvated hydronium ion vibrational predissociation spectroscopy of mass selected H3O H2O n H2 m Journal of Physical Chemistry 94 9 3416 3427 doi 10 1021 j100372a014 Perdoncin Giulio 1977 Protonation Equilibria in Water at Several Temperatures of Alcohols Ethers Acetone Dimethyl Sulfide and Dimethyl Sulfoxide Journal of the American Chemical Society 99 21 6983 6986 doi 10 1021 ja00463a035 Carrington Alan 1989 The infrared predissociation spectrum of triatomic hydrogen cation H3 Accounts of Chemical Research 22 6 218 222 doi 10 1021 ar00162a004 NASA TM 2002 211915 Solid Hydrogen Experiments for Atomic Propellants PDF Diarsipkan dari asli PDF tanggal 27 September 2011 Diakses tanggal 27 September 2011 Hydrogen mysite du edu Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 18 April 2009 Diakses tanggal 20 April 2008 Gurov Yu B 2004 Spectroscopy of superheavy hydrogen isotopes in stopped pion absorption by nuclei Physics of Atomic Nuclei 68 3 491 97 doi 10 1134 1 1891200 Korsheninnikov A A et al 2003 Experimental Evidence for the Existence of 7H and for a Specific Structure of 8He Physical Review Letters 90 8 082501 doi 10 1103 PhysRevLett 90 082501 Urey Harold C 1933 Names for the Hydrogen Isotopes Science 78 2035 602 603 Diarsipkan dari asli tanggal 2009 02 12 Diakses tanggal 20 02 2008 Oda Y 1992 1H NMR studies of deuterated ribonuclease HI selectively labeled with protonated amino acids Journal of Biomolecular NMR 2 2 137 47 Diakses tanggal 12 02 2008 Broad William J 11 November 1991 Breakthrough in Nuclear Fusion Offers Hope for Power of Future The New York Times Diarsipkan dari asli tanggal 2008 05 24 Diakses tanggal 12 02 2008 Staff 15 November 2007 Tritium U S Environmental Protection Agency Diarsipkan dari asli tanggal 2008 01 02 Diakses tanggal 12 02 2008 Nave C R 2006 Deuterium Tritium Fusion HyperPhysics Georgia State University Diarsipkan dari asli tanggal 2008 03 16 Diakses tanggal 08 03 2008 Kendall Carol 1998 Fundamentals of Isotope Geochemistry US Geological Survey Diakses pada 8 Maret 2008 The Tritium Laboratory University of Miami 2008 Diarsipkan dari asli tanggal 2008 02 28 Diakses tanggal 08 03 2008 Holte Aurali E Houck Marilyn A Collie Nathan L Potential Role of Parasitism in the Evolution of Mutualism in Astigmatid Mites Experimental and Applied Acarology 25 2 Lubbock Texas Tech University 97 107 doi 10 1023 A 1010655610575 Diakses tanggal 08 03 2008 pranala nonaktif permanen Krogt Peter van der 5 Mei 2005 Hydrogen Elementymology amp Elements Multidict Diarsipkan dari asli tanggal 2023 04 24 Diakses tanggal 20 02 2008 IR 3 3 2 Provisional Recommendations Nomenclature of Inorganic Chemistry Chemical Nomenclature and Structure Representation Division IUPAC Accessed on line 2007 IUPAC 1997 Muonium Dalam A D McNaught A Wilkinson ed Compendium of Chemical Terminology Edisi 2nd doi 10 1351 goldbook M04069 ISBN 978 0 86542 684 9 Diarsipkan dari asli tanggal 2008 03 13 Diakses tanggal 2020 10 26 W H Koppenol IUPAC 2001 Names for muonium and hydrogen atoms and their ions PDF Pure and Applied Chemistry 73 2 377 380 doi 10 1351 pac200173020377 97138983 Diarsipkan PDF dari versi aslinya tanggal 14 May 2011 Diakses tanggal 15 November 2016 Gagnon Steve Hydrogen Jefferson Lab Diarsipkan dari asli tanggal 2008 04 10 Diakses tanggal 05 02 2008 Haubold Hans 15 November 2007 Solar Thermonuclear Energy Generation Columbia University Diarsipkan dari asli tanggal 2006 03 10 Diakses tanggal 12 02 2008 Storrie Lombardi Lisa J 2000 Surveys for z gt 3 Damped Lyman alpha Absorption Systems the Evolution of Neutral Gas Astrophysical Journal 543 552 576 Diarsipkan dari asli tanggal 2023 05 21 Diakses tanggal 05 02 2008 Dresselhaus Mildred et al 15 Mei 2003 Basic Research Needs for the Hydrogen Economy PDF Argonne National Laboratory U S Department of Energy Office of Science Laboratory Diarsipkan dari asli PDF tanggal 2008 02 13 Diakses tanggal 05 02 2008 Berger Wolfgang H 15 November 2007 The Future of Methane University of California San Diego Diarsipkan dari asli tanggal 2020 04 16 Diakses tanggal 12 02 2008 McCall Group Oka Group 22 April 2005 H3 Resource Center Universities of Illinois and Chicago diarsipkan dari asli tanggal 2007 10 11 diakses tanggal 5 Februari 2008 Helm H et al Coupling of Bound States to Continuum States in Neutral Triatomic Hydrogen PDF Germany Department of Molecular and Optical Physics University of Freiburg diarsipkan dari asli PDF tanggal 2016 06 16 diakses tanggal 2016 01 06 Andrews A C 1968 Oxygen Dalam Clifford A Hampel ed The Encyclopedia of the Chemical Elements New York Reinhold Book Corporation hlm 272 LCCN 68 29938 Winter Mark 2007 Hydrogen historical information WebElements Ltd Diarsipkan dari asli tanggal 2008 04 10 Diakses tanggal 05 02 2008 National Electrical Manufacturers Association 1946 A chronological history of electrical development from 600 B C hlm 102 NTS 2 Nickel Hydrogen Battery Performance 31 Aiaa org Diakses 6 April 2009 Jannette A G Hojnicki J S McKissock D B Fincannon J Kerslake T W Rodriguez C D July 2002 Validation of international space station electrical performance model via on orbit telemetry PDF IECEC 02 2002 37th Intersociety Energy Conversion Engineering Conference 2002 45 50 doi 10 1109 IECEC 2002 1391972 ISBN 0 7803 7296 4 diarsipkan dari asli PDF tanggal 2010 05 14 diakses tanggal 11 November 2011 Anderson P M Coyne J W 2002 A lightweight high reliability single battery power system for interplanetary spacecraft Aerospace Conference Proceedings 5 2433 5 doi 10 1109 AERO 2002 1035418 ISBN 0 7803 7231 X Mars Global Surveyor Astronautix com Diakses 6 April 2009 Lori Tyahla ed 7 May 2009 Hubble servicing mission 4 essentials NASA Diakses 19 May 2015 Hendrix Susan 25 November 2008 Lori Tyahla ed Extending Hubble s mission life with new batteries NASA Retrieved 19 May 2015 Crepeau Bob 01 01 2006 Niels Bohr The Atomic Model Great Scientific Minds Great Neck Publishing ISBN 1 4298 0723 7 Diakses tanggal 13 04 2008 Berman R 1956 Cryogenics Annual Review of Physical Chemistry 7 1 20 doi 10 1146 annurev pc 07 100156 000245 Charlton Mike Van Der Werf Dirk Peter 1 March 2015 Advances in antihydrogen physics Science Progress 98 1 34 62 doi 10 3184 003685015X14234978376369 Kellerbauer Alban 29 January 2015 Why Antimatter Matters European Review 23 01 45 56 doi 10 1017 S1062798714000532 Thomassen Magnus Cost reduction and performance increase of PEM electrolysers PDF fch europa eu FCH JU Diarsipkan PDF dari versi aslinya tanggal 17 April 2018 Diakses tanggal 22 April 2018 Kruse B Grinna S Buch C 2002 Hydrogen Status og Muligheter PDF Bellona Diarsipkan dari asli PDF tanggal 2008 02 16 Diakses tanggal 12 February 2008 Venere E 15 May 2007 New process generates hydrogen from aluminum alloy to run engines fuel cells Purdue University Diarsipkan dari asli tanggal 2008 02 01 Diakses tanggal 5 February 2008 Kruse Bjornar Hydrogen Status og muligheter PDF bellona org Bellona Norway Diarsipkan PDF dari versi aslinya tanggal 22 April 2018 Diakses tanggal 22 April 2018 Oxtoby D W 2002 Principles of Modern Chemistry Edisi 5th Thomson Brooks Cole ISBN 0 03 035373 4 Press Roman J Santhanam K S V Miri Massoud J Bailey Alla V Takacs Gerald A 2008 Introduction to hydrogen Technology John Wiley amp Sons hlm 249 ISBN 978 0 471 77985 8 Hydrogen Properties Uses Applications Universal Industrial Gases Inc 2007 Diarsipkan dari asli tanggal 2008 02 19 Diakses tanggal 11 March 2008 Funderburg E 2008 Why Are Nitrogen Prices So High The Samuel Roberts Noble Foundation Diarsipkan dari asli tanggal 2013 05 21 Diakses tanggal 11 March 2008 Lees A 2007 Chemicals from salt BBC Diarsipkan dari asli tanggal 2007 10 26 Diakses tanggal 11 March 2008 Weimer Al 25 May 2005 Development of solar powered thermochemical production of hydrogen from water PDF Solar Thermochemical Hydrogen Generation Project Diarsipkan dari asli PDF tanggal 2012 10 27 Diakses tanggal 2016 01 07 Perret R Development of Solar Powered Thermochemical Production of Hydrogen from Water DOE Hydrogen Program 2007 PDF Diarsipkan dari asli PDF tanggal 2012 10 27 Diakses tanggal 17 May 2008 Hirschler M M 2000 Electrical Insulating Materials International Issues ASTM International hlm 89 ISBN 978 0 8031 2613 8 Diakses tanggal 13 July 2012 Smil Vaclav 2004 Enriching the Earth Fritz Haber Carl Bosch and the Transformation of World Food Production Edisi 1st Cambridge MA MIT ISBN 9780262693134 Chemistry Operations 2003 12 15 Hydrogen Los Alamos National Laboratory Diarsipkan dari asli tanggal 2010 01 11 Diakses tanggal 2008 02 05 McCarthy John 1995 12 31 Hydrogen Stanford University Diarsipkan dari asli tanggal 2012 05 23 Diakses tanggal 2008 03 14 Nuclear Fusion Power World Nuclear Association May 2007 Diarsipkan dari asli tanggal 2012 12 25 Diakses tanggal 2008 03 16 Chapter 13 Nuclear Energy Fission and Fusion Energy Story California Energy Commission 2006 Diarsipkan dari asli tanggal 2012 12 24 Diakses tanggal 2008 03 14 DOE Seeks Applicants for Solicitation on the Employment Effects of a Transition to a Hydrogen Economy Hydrogen Program Press release US Department of Energy 2006 03 22 Diarsipkan dari asli tanggal 2011 07 19 Diakses tanggal 2008 03 16 Salinan arsip Diarsipkan dari asli tanggal 2011 07 19 Diakses tanggal 2008 04 20 Carbon Capture Strategy Could Lead to Emission Free Cars Press release Georgia Tech 2008 02 11 Diarsipkan dari asli tanggal 2008 03 28 Diakses tanggal 2008 03 16 Heffel James W NOx emission and performance data for a hydrogen fueled internal combustion engine at 1500 rpm using exhaust gas recirculation International Journal of Hydrogen Energy 28 8 Riverside CA University of California 901 908 doi 10 1016 S0360 3199 02 00157 X Diarsipkan dari asli tanggal 2008 12 02 Diakses tanggal 2008 03 16 See Romm Joseph J 2004 The Hype About Hydrogen Fact And Fiction In The Race To Save The Climate Edisi 1st edition Island Press ISBN 155963703X Garbak John 2011 VIII 0 Technology Validation Sub Program Overview PDF DOE Fuel Cell Technologies Program FY 2010 Annual Progress Report Diarsipkan dari asli PDF tanggal 24 September 2015 Diakses tanggal 20 May 2015 Le Comber P G Jones D I Spear W E 1977 Hall effect and impurity conduction in substitutionally doped amorphous silicon Philosophical Magazine 35 5 1173 1187 Bibcode 1977PMag 35 1173C doi 10 1080 14786437708232943 Van de Walle C G 2000 Hydrogen as a cause of doping in zinc oxide Physical Review Letters 85 5 1012 1015 Bibcode 2000PhRvL 85 1012V doi 10 1103 PhysRevLett 85 1012 PMID 10991462 Janotti A Van De Walle C G 2007 Hydrogen multicentre bonds Nature Materials 6 1 44 47 Bibcode 2007NatMa 6 44J doi 10 1038 nmat1795 PMID 17143265 Kilic C Zunger Alex 2002 n type doping of oxides by hydrogen Applied Physics Letters 81 1 73 75 Bibcode 2002ApPhL 81 73K doi 10 1063 1 1482783 Peacock P W Robertson J 2003 Behavior of hydrogen in high dielectric constant oxide gate insulators Applied Physics Letters 83 10 2025 2027 Bibcode 2003ApPhL 83 2025P doi 10 1063 1 1609245 Durgutlu Ahmet 2003 10 27 Experimental investigation of the effect of hydrogen in argon as a shielding gas on TIG welding of austenitic stainless steel ScienceDirect 25 1 Ankara Turkey Gazi University 19 23 doi 10 1016 j matdes 2003 07 004 Diarsipkan dari asli tanggal 2008 04 18 Diakses tanggal 2008 04 06 Atomic Hydrogen Welding Specialty Welds 2007 Diarsipkan dari asli tanggal 2011 07 16 Hardy Walter N 2003 03 19 From H2 to cryogenic H masers to HiTc superconductors An unlikely but rewarding path Physica C Superconductivity 388 389 Vancouver Canada University of British Columbia 1 6 doi 10 1016 S0921 4534 02 02591 1 Diarsipkan dari asli tanggal 2008 12 01 Diakses tanggal 2008 03 25 Barnes Matthew 2004 LZ 129 Hindenburg The Great Zeppelins Diarsipkan dari asli tanggal 2012 12 24 Diakses tanggal 2008 03 18 Veza Ibham Idris Muhammad Fattah Islam Md Rizwanul 2022 06 08 Circular economy energy transition and role of hydrogen Mechanical Engineering for Society and Industry dalam bahasa Inggris 2 2 54 56 doi 10 31603 mesi 7134 ISSN 2798 5245 Diarsipkan dari asli tanggal 2022 07 11 Diakses tanggal 2022 07 08 Block Matthias Hydrogen as Tracer Gas for Leak Detection 16th WCNDT 2004 Montreal Canada Sensistor Technologies Diarsipkan dari asli tanggal 2018 11 21 Diakses tanggal 2008 03 25 Report from the Commission on Dietary Food Additive Intake PDF European Union Diarsipkan dari asli PDF tanggal 2012 10 25 Diakses tanggal 2008 02 05 Reinsch J October 1980 The deuterium isotope effect upon the reaction of fatty acyl CoA dehydrogenase and butyryl CoA J Biol Chem 255 19 9093 97 Diarsipkan dari asli tanggal 2008 04 15 Diakses tanggal 2008 03 24 Bergeron Kenneth D Jan Feb 2004 The Death of no dual use Bulletin of the Atomic Scientists 60 1 Educational Foundation for Nuclear Science Inc 15 Diarsipkan dari asli tanggal 2008 04 19 Diakses tanggal 2008 04 13 Quigg Catherine T March 1984 Tritium Warning Bulletin of the Atomic Scientists 40 3 Chicago 56 57 ISSN 0096 3402 Diakses tanggal 2008 04 15 International Temperature Scale of 1990 PDF Proces Verbaux du Comite International des Poids et Mesures 1989 hlm T23 T42 Diarsipkan dari asli PDF tanggal 2017 06 29 Diakses tanggal 2008 03 25 Cammack Richard 2001 Hydrogen as a Fuel Learning from Nature Taylor amp Francis Ltd ISBN 0415242428 Rhee T S Brenninkmeijer C A M Rockmann T 19 May 2006 The overwhelming role of soils in the global atmospheric hydrogen cycle PDF Atmospheric Chemistry and Physics 6 6 1611 1625 doi 10 5194 acp 6 1611 2006 Diarsipkan PDF dari versi aslinya tanggal 24 August 2019 Diakses tanggal 24 August 2019 Pemeliharaan CS1 DOI bebas tanpa ditandai Eisenmann Alexander Amann Anton Said Michael Datta Bettina Ledochowski Maximilian 2008 Implementation and interpretation of hydrogen breath tests Journal of Breath Research 2 4 046002 Bibcode 2008JBR 2d6002E doi 10 1088 1752 7155 2 4 046002 PMID 21386189 Kruse O 2005 Improved photobiological H2 production in engineered green algal cells The Journal of Biological Chemistry 280 40 34170 7 doi 10 1074 jbc M503840200 Pemeliharaan CS1 DOI bebas tanpa ditandai Smith H O 2005 IV E 6 Hydrogen from Water in a Novel Recombinant Oxygen Tolerant Cyanobacteria System PDF FY2005 Progress Report United States Department of Energy Diarsipkan dari asli PDF tanggal 2012 10 25 Diakses tanggal 2008 02 05 Williams Chris 2006 02 24 Pond life the future of energy Science The Register Diarsipkan dari asli tanggal 2012 11 01 Diakses tanggal 2008 03 24 MyChem Chemical PDF Diarsipkan dari asli PDF tanggal 1 October 2018 Diakses tanggal 1 October 2018 Smith H O 1997 Safety Standard for Hydrogen and Hydrogen Systems PDF NASA Diarsipkan dari asli PDF tanggal 2012 12 24 Diakses tanggal 2008 02 05 Liquid Hydrogen MSDS PDF Praxair Inc September 2004 Diarsipkan dari asli PDF tanggal 2008 05 27 Diakses tanggal 2008 04 16 Bugs and hydrogen embrittlement Science News 128 3 Washington D C 41 1985 07 20 ISSN 0036 8423 Diakses tanggal 2008 04 16 Hydrogen Safety Humboldt State University Diarsipkan dari asli tanggal 2008 02 17 Diakses tanggal 2008 03 15 Bacaan lebih lanjut 1989 Chart of the Nuclides Fourteenth Edition General Electric Company Ferreira Aparicio P 2005 New Trends in Reforming Technologies from Hydrogen Industrial Plants to Multifuel Microreformers Catalysis Reviews 47 491 588 Newton David E 1994 The Chemical Elements New York NY Franklin Watts ISBN 0 531 12501 7 Rigden John S 2002 Hydrogen The Essential Element Cambridge MA Harvard University Press ISBN 0 531 12501 7 Romm Joseph J 2004 Fact and Fiction in the Race to Save the Climate Island Press ISBN 1 55963 703 X Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Author interview Diarsipkan 2010 01 04 di Wayback Machine at Global Public Media Stwertka Albert 2002 A Guide to the Elements New York NY Oxford University Press ISBN 0 19 515027 9 Pranala luarPortal kimia Lihat entri hydrogen di kamus bebas Wikikamus Wikimedia Commons memiliki media mengenai Hydrogen Inggris WebElements com Hidrogen Inggris EnvironmentalChemistry com Hidrogen Inggris It s Elemental Hidrogen Inggris Table of Nuclides Hidrogen Diarsipkan 2004 04 07 di Wayback Machine Inggris The Truth About Hydrogen Popular Mechanics Diarsipkan 2007 05 22 di Wayback Machine Inggris Basic Hydrogen Calculations of Quantum Mechanics Inggris National Hydrogen Association Inggris Hydrogen phase diagram Inggris RIKEN Beam Science Laboratory Japan Heavy hydrogen research Diarsipkan 2007 08 03 di Wayback Machine Inggris Wavefunction of hydrogen Inggris Zinc Powder Will Drive your Hydrogen Car Buku Lihat atau urutkan koleksi artikelUnsur kimia urut abjad Unsur kimia urut nomor Portal Akses topik terkaitPortal KimiaTemukan informasi lain di proyek saudari WikimediaBerkas dan media dari CommonsDefinisi dari WiktionaryBuku teks dari WikibooksSumber pembelajaran dari Wikiversity