Kadatuan Rumpun Bahasa Lampungic Kedatuan IAST Kadatwan bahasa Sunda ᮊ ka ᮓ da ᮒ tu ᮃᮔ an translit kadatuan bahasa Jawa
Kedatuan

Kadatuan (Rumpun Bahasa Lampungic '''Kedatuan''', IAST: Kadatwan; bahasa Sunda:

Etimologi
Istilah Kadatuan berarti "kedudukan Datu" atau "kediaman Datu". Berasal dari kata Melayu Kuno "Datu" dengan nomina ka-datu-an untuk menunjukkan tempat. Gelar Datu masih berkerabat dengan istilah Ratu dan Latu. Disebutkan dalam beberapa prasasti seperti prasasti Telaga Batu abad ke-7 di Palembang, prasasti Kota Kapur abad ke-7 di pulau Bangka, prasasti Anjuk Ladang abad ke-9 di Nganjuk, dan prasasti Astana Gede abad ke-14 di Ciamis. Dalam arti yang lebih luas kadatuan bisa merujuk pada keseluruhan monarki (kerajaan), namun dalam arti yang lebih kecil, itu bisa merujuk ke istana tempat tinggal Datu.
Prasasti Kota Kapur menyebutkan:
Umentern bhakti ni ulun haraki. unai tunai kita savanakta devata mahardika sannidhana. manraksa yan kadatuan çrivijaya. kita tuvi tandrun luah vanakta devata mulana yan parsumpahan.
Terjemahan: Wahai sekalian dewata yang berkuasa, yang sedang berkumpul dan melindungi Kadātuan Śrīwijaya ini; kamu sekalian dewa-dewa yang mengawali permulaan segala sumpah !
Prasasti Anjuk Ladang menyebutkan:
Kita prasiddha manraksa kadatwan rahyangta i Mdaŋ i Bhûmi Matarâm.
Frasa ini mengungkapkan nama kedatuan. Ini menunjukkan bahwa nama kadatwan rahyang ta i Mdaŋ sudah digunakan pada periode Jawa Tengah. Ungkapan "Mdaŋ i Bhûmi Matarâm" berarti "Medang di tanah Mataram", yang berarti Kadātuan Mdaŋ adalah nama kedatuan dengan ibukotanya di tanah Mataram.
Prasasti Astana Gede menyebutkan:
nihan tapa kawali nu sang hyang mulia tapa bhagya parĕbu raja wastu mangadĕg di kuta kawali nu mahayuna kadatuan sura wisesa nu marigi sakuliling dayĕh.
Terjemahan: Ini adalah jejak Kawali (dari) keagungan Prabu Raja Wastu (yang) mendirikan pertahanan (diperintah) di kota Kawali, (yang telah) merenovasi istana Surawisesa, membangun parit pertahanan di sekitar ibu kota, (dia yang) memberi kemakmuran di seluruh desa.
menyebutkan :
Sri Dharmodaya Rakryan Watukura Haji Balitung umunggah ring kadatwan.
Terjemahan : Sri Dharmodaya Rakryan Watukura Raja Balitung memberi titah dari keratonnya (singgasananya).
Terminologi Kedatuan dikenal dan tersebar luas di wilayah Nusantara, termasuk pulau Sumatra, semenanjung Melayu, pulau Jawa, dan kepulauan Filipina. Dalam bahasa Sansekerta, istilah 'Ratu' digunakan sebagai sinonim 'Datu', sehingga di Nusantara istilah Karaton (Keratuan) digunakan sebagai sinonim Kedaton (Kedatuan) untuk menggambarkan tempat tinggal Ratu dan atau Datu. Istilah Kedaton di Swarnadwipa dan Jawadwipa maknanya telah bergeser ke istilah arsitektur untuk merujuk kepada kompleks tertutup bagian dalam karaton tempat raja dan putra-putrinya tinggal.
Lihat juga
- , konsep yang serupa di daratan Asia Tenggara, khususnya Thailand and Laos
- Mandala, model politik Asia Tenggara kuno
Referensi
- Poesponegoro & Marwati Djoened (1990). Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Jakarta: Jakarta Balai Pustaka.
- Reynold Sumayku (September 2013). "Sriwijaya: Kadatuan atau Jaringan Pelabuhan". National Geographic Indonesia (dalam bahasa Indonesian). Diarsipkan dari asli tanggal 2017-07-11. Diakses tanggal 5 March 2015. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
- Slamet Muljana. Menuju Puncak Kemegahan (dalam bahasa Indonesian). LKiS. hlm. 84. Diakses tanggal 3 March 2014. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
- The ancient Kadatuan or Tumao.(Philippine History Files)
Penulis: www.NiNa.Az
Tanggal publikasi:
wikipedia, wiki, buku, buku, perpustakaan, artikel, baca, unduh, gratis, unduh gratis, mp3, video, mp4, 3gp, jpg, jpeg, gif, png, gambar, musik, lagu, film, buku, permainan, permainan, ponsel, telepon, android, iOS, apel, ponsel, samsung, iPhone, xiomi, xiaomi, redmi, kehormatan, oppo, nokia, sonya, mi, pc, web, komputer
Kadatuan Rumpun Bahasa Lampungic Kedatuan IAST Kadatwan bahasa Sunda ᮊ ka ᮓ da ᮒ tu ᮃᮔ an translit kadatuan bahasa Jawa ꦏ ka ꦢ da ꦠ ꦤ ton translit kadaton har tempat kedudukan datu adalah suatu istilah yang merujuk kepada konsep monarki kerajaan atau kesatuan politik berasal dari fase terakhir masa prasejarah kemudian terbawa serta ke masa Hindu Budha yang digunakan untuk mengorganisasikan suatu wilayah datu untuk menegakkan kekuasaannya Catatan tertulis yang awal menyebut kadatuan berasal dari prasasti abad ke 7 dari kerajaan Sriwijaya yakni Telaga Batu dan Kota Kapur Prasasti Kota Kapur menyebutkan kadatuan crivijaya EtimologiIstilah Kadatuan berarti kedudukan Datu atau kediaman Datu Berasal dari kata Melayu Kuno Datu dengan nomina ka datu an untuk menunjukkan tempat Gelar Datu masih berkerabat dengan istilah Ratu dan Latu Disebutkan dalam beberapa prasasti seperti prasasti Telaga Batu abad ke 7 di Palembang prasasti Kota Kapur abad ke 7 di pulau Bangka prasasti Anjuk Ladang abad ke 9 di Nganjuk dan prasasti Astana Gede abad ke 14 di Ciamis Dalam arti yang lebih luas kadatuan bisa merujuk pada keseluruhan monarki kerajaan namun dalam arti yang lebih kecil itu bisa merujuk ke istana tempat tinggal Datu Prasasti Kota Kapur menyebutkan Umentern bhakti ni ulun haraki unai tunai kita savanakta devata mahardika sannidhana manraksa yan kadatuan crivijaya kita tuvi tandrun luah vanakta devata mulana yan parsumpahan Terjemahan Wahai sekalian dewata yang berkuasa yang sedang berkumpul dan melindungi Kadatuan Sriwijaya ini kamu sekalian dewa dewa yang mengawali permulaan segala sumpah Prasasti Anjuk Ladang menyebutkan Kita prasiddha manraksa kadatwan rahyangta i Mdaŋ i Bhumi Mataram Frasa ini mengungkapkan nama kedatuan Ini menunjukkan bahwa nama kadatwan rahyang ta i Mdaŋ sudah digunakan pada periode Jawa Tengah Ungkapan Mdaŋ i Bhumi Mataram berarti Medang di tanah Mataram yang berarti Kadatuan Mdaŋ adalah nama kedatuan dengan ibukotanya di tanah Mataram Prasasti Astana Gede menyebutkan nihan tapa kawali nu sang hyang mulia tapa bhagya parĕbu raja wastu mangadĕg di kuta kawali nu mahayuna kadatuan sura wisesa nu marigi sakuliling dayĕh Terjemahan Ini adalah jejak Kawali dari keagungan Prabu Raja Wastu yang mendirikan pertahanan diperintah di kota Kawali yang telah merenovasi istana Surawisesa membangun parit pertahanan di sekitar ibu kota dia yang memberi kemakmuran di seluruh desa menyebutkan Sri Dharmodaya Rakryan Watukura Haji Balitung umunggah ring kadatwan Terjemahan Sri Dharmodaya Rakryan Watukura Raja Balitung memberi titah dari keratonnya singgasananya Terminologi Kedatuan dikenal dan tersebar luas di wilayah Nusantara termasuk pulau Sumatra semenanjung Melayu pulau Jawa dan kepulauan Filipina Dalam bahasa Sansekerta istilah Ratu digunakan sebagai sinonim Datu sehingga di Nusantara istilah Karaton Keratuan digunakan sebagai sinonim Kedaton Kedatuan untuk menggambarkan tempat tinggal Ratu dan atau Datu Istilah Kedaton di Swarnadwipa dan Jawadwipa maknanya telah bergeser ke istilah arsitektur untuk merujuk kepada kompleks tertutup bagian dalam karaton tempat raja dan putra putrinya tinggal Lihat juga konsep yang serupa di daratan Asia Tenggara khususnya Thailand and Laos Mandala model politik Asia Tenggara kunoReferensiPoesponegoro amp Marwati Djoened 1990 Sejarah Nasional Indonesia Jilid II Jakarta Jakarta Balai Pustaka Reynold Sumayku September 2013 Sriwijaya Kadatuan atau Jaringan Pelabuhan National Geographic Indonesia dalam bahasa Indonesian Diarsipkan dari asli tanggal 2017 07 11 Diakses tanggal 5 March 2015 Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Slamet Muljana Menuju Puncak Kemegahan dalam bahasa Indonesian LKiS hlm 84 Diakses tanggal 3 March 2014 Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link The ancient Kadatuan or Tumao Philippine History Files